Belajar Bahasa Indonesia Di Macarthur Anglican School

607
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail


“Bisa tawar?” merupakan salah satu frase yang digunakan murid-murid kelas 8 Macarthur Anglican School dalam simulasi jual beli yang menjadi bagian dari program Indonesia Goes to School (24/08/2022). Program ini diselenggarakan atas kerja sama KJRI Sydney, Macarthur Anglican School, Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) Sydney, Dharma Wanita Persatuan (DWP) KJRI Sydney, dan PPIA University of New South Wales (UNSW).

Dalam sambutannya, Konsul Penerangan, Sosial, dan Budaya KJRI Sydney, Abdul Nazar, menggarisbawahi pentingnya kemampuan berbahasa Indonesia bagi murid-murid Australia seiring dengan semakin menguatnya hubungan Indonesia dan Australia. “Hubungan yang semakin kuat antara Indonesia dan Australia membuka berbagai peluang dalam bidang perdagangan, investasi, pariwisata, pertukaran budaya, dan lain sebagainya, serta membuka banyak lapangan pekerjaan,” ujar Konsul Nazar. Ia juga menekankan bahwa mempelajari bahasa dan budaya Indonesia dapat membuat people-to-people connections kedua negara semakin kuat.

Kepala Sekolah Macarthur Anglican School, Dr David Nockles, menyambut baik pelaksanaan program Indonesia Goes to School. Ia mengutip pernyataan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, yang menekankan pentingnya mempelajari Bahasa Indonesia bagi masyarakat Australia dalam memperkuat hubungan dengan Indonesia. “Macarthur Anglican School merupakan sekolah yang telah lama membuka program Bahasa Indonesia, serta menghasilkan para alumni yang mahir berbahasa Indonesia,” demikian disampaikan Dr Nockles. Ia berharap agar Bahasa Indonesia dapat terus berkembang di sekolah-sekolah di Australia.

Program Indonesia Goes to School diikuti lebih dari 200 murid dari kelas 7 hingga kelas 12. Program ini terdiri dari 8 kegiatan, antara lain simulasi jual beli, workshop membatik, workshop tari Bali, workshop gamelan Bali, presentasi fakta menarik tentang Indonesia, career talk, dan 2 permainan tradisional Indonesia, yakni balap bakiak dan bentengan.

Pada kegiatan simulasi jual beli, murid-murid dibagi menjadi kelompok penjual dan pembeli. Dengan menggunakan sampel mata uang Rupiah, mereka harus bertransaksi jual beli beberapa produk makanan dan minuman Indonesia, seperti mie instan, teh kemasan, kopi, permen, dan makanan ringan lainnya, serta sejumlah kerajinan dan produk UMKM Indonesia dari Two Baskets. Para murid menggunakan beberapa frase Bahasa Indonesia dalam melakukan tawar menawar.

Murid-murid juga berkesempatan mengenal 9 fakta menarik tentang Indonesia, dari mulai tempat wisata, makanan, alat musik, sejarah, suku, hingga bahasa Indonesia. Dengan presentasi yang dibuat interaktif, para murid terlihat sangat antusias. Tidak hanya itu, cara membuat batik juga turut diajarkan. Dengan dipandu DWP KJRI Sydney, para murid dengan telaten menggoreskan canting ke motif kain yang telah disediakan.

Suasana ramai juga terdengar dari ruangan tempat workshop gamelan dan tari Bali. Para murid dengan asyik memukul seperangkat gamelan dipandu oleh Nyoman Putrayasa, dan secara perlahan meniru gerakan tarian yang diajarkan Sisca Poeradiredja dari kelompok tari Srikandi Indonesia. Sementara itu di halaman sekolah, murid-murid bersorak mengikuti permainan bentengan dan balap bakiak yang dipandu relawan dari PPIA UNSW.

Sementara itu, para murid kelas 9-12 berkesempatan mengikuti sesi career talk yang menghadirkan secara virtual Dan Trevinon, seorang pengacara muda yang mahir berbahasa Indonesia. Dan yang juga merupakan pengurus Australia Indonesia Youth Association (AIYA) National ini menceritakan pengalamannya mempelajari Bahasa Indonesia sekaligus relevansinya dengan pekerjaannya saat ini. Hal tersebut diharapkan dapat menginspirasi para murid untuk terus mempelajari Bahasa Indonesia.

Program Indonesia Goes to School disambut baik oleh murid-murid Macarthur Anglican School. “Programnya sangat menyenangkan,” ujar Charlie murid kelas 8. Hal senada disampaikan oleh Matthew. Murid kelas 8 tersebut mengungkapkan bahwa dirinya sangat menikmati program yang diberikan karena dapat mengenal beragam kebudayaan Indonesia.

Perkembangan Bahasa Indonesia di Macarthur Anglican School tidak dapat dilepaskan dari dukungan penuh kepala sekolah serta dedikasi para guru Bahasa Indonesia, di antaranya pasangan suami istri, Alan dan Asti Blake, serta Nyoman Putrayasa. [IM]

Previous articleSemangat Masyarakat dan Diaspora Indonesia di Sydney Ikuti Upacara Peringatan HUT ke-77 RI
Next articlePorsche Design AOC AGON PRO PD27S