BAHASA KITA BAHASA INDONESIA – PERTAHANKANLAH!

2050
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

Sebagai orang Indonesia yang dilahirkan maupun telah lama tinggal di Australia, tentunya kita ingin bahasa Indonesia tetap dipertahankan dalam keluarga kita. Dalam keseharian, tentunya kita ingin memakai bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi karena sedikitnya itu bisa menghilangkan rasa kangen terhadap Indonesia. Bisa membuat kita merasa ‘di rumah sendiri.’

Sayangnya, banyak anak-anak yang dilahirkan atau dibesarkan di Australia sudah tidak bisa lagi berbahasa Indonesia. Bukan saja mereka tidak bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, bahkan mereka tidak bisa lagi berkomunikasi bebas dengan kakek-nenek dan sanak keluarga di Indonesia. Hal ini sungguh sangat disayangkan, karena tidak hanya budaya dan warisan bahasa yang terkikis, tapi juga ikatan kekeluargaan kita.

Bagaimana cara mengatasi masalah ini?

Tahukah Anda bahwa di NSW ada dua kursus bahasa Indonesia yang diciptakan khusus untuk anak-anak yang berlatar belakang budaya Indonesia?

Pertama, kursus yang bernama Indonesian in Context diciptakan untuk anak-anak Indonesia yang dilahirkan di Australia. Kursus ini mengajarkan bagaimana anak-anak Indonesia yang dilahirkan di Australia bisa menggabungkan kedua budaya – Indonesia dan Australia yang ada dalam dirinya dan di kehidupan sekitarnya. Dalam kursus ini anak-anak tersebut akan merefleksikan dan mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan latar belakang budaya dirinya dan juga budaya di mana dia dibesarkan. Kursus ini bertujuan agar anak-anak ini menjadi insan yang berdwibahasa dan berdwibudaya.

Kedua, kursus ini bernama Indonesian and Literature (Bahasa Indonesia dan Sastra) dan sudah ada sejak tahun 90-an. Kursus ini diciptakan khusus untuk anak-anak Indonesia yang baru saja pindah ke Australia, jadi bahasa Indonesia mereka masih cukup lancar dan fasih. Tujuan dari kursus ini adalah supaya kepandaian dan kecintaan berbahasa Indonesia anak-anak tersebut tidak pudar selain mempelajari sastra dan budaya Indonesia.

Saat ini kedua kursus ini sedang terancam punah karena NESA (NSW Education Standards Authority) yang mengatur kurikulum sekolah-sekolah di NSW memerlukan paling sedikit 15 siswa untuk setiap kursus yang ditawarkan. Sedangkan, selama hampir lima tahun terakhir ini hanya ada 5-10 siswa yang belajar di kursus Indonesian in Context atau Indonesian and Literature. Hal ini sangat merugikan kita, komunitas Indonesia di Australia, kalau kedua kursus ini sudah tidak ditawarkan lagi di sekolah SMA/High School di NSW. Jangan sampai kesempatan untuk menguatkan tali kekeluargaan lewat bahasa Indonesia bagi keturunan kita musnah!

Sebagai bangsa yang berdaulat, kita harus mempertahankan identitas kita. Salah satu cara untuk melaksanakan itu adalah dengan mempertahankan bahasa dan budaya kita.

Kita harus bangga akan warisan budaya ini! Kita harus pertahankan bahasa kita!

Ingatlah Sumpah Pemuda yang salah satu ikrarnya adalah:
Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan. Bahasa Indonesia.

Bagi siswa Indonesia yang berminat untuk memperdalam dan melestarikan budaya dan bahasa Indonesia melalui Kursus Indonesian in Context dan Indonesian & Literature, kami menghimbau untuk menghubungi pengajar dari NSW School of Languages: Ibu Ida dan Ibu Christin lewat email ida.harsojo@det.nsw.edu.au atau Christin.Anggrahini@det.nsw.edu.au

NSW School of Languages adalah sekolah jarak jauh (distant education) milik Australian Government yang menerima siswa-siswa dari seluruh sekolah (government dan swasta) di NSW. Siswa belajar lewat metode online dan berbicara dengan guru lewat telepon setiap minggu. Setiap term diadakan Pelajaran Intensif Tatap Muka (face-to-face lesson) yang diadakan di kampus NSW School of Languages di Randwick, Sydney. Dalam kelas Tatap Muka ini siswa bisa bertemu dengan teman-teman ‘kelas virtualnya’ dan gurunya supaya mereka tidak merasa terasing saat belajar Bahasa Indonesia di sekolah masing-masing.

Oleh: Christin Anggrahini

Previous articleTak Sengaja Bertemu Warna-Warni di Tepi Kapuas
Next articleGaruda Indonesia Raih “World’s Best Cabin Crew” Untuk Keempat Kalinya