Utusan Khusus Presiden (UKP) untuk Kerja Sama Internasional Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), Prof. Bambang Susantono, hadir di Sydney untuk bertemu dengan komunitas diaspora Indonesia. Pertemuan yang diselenggarakan di kampus Universitas Sydney ini dihadiri sekitar 45 diaspora dari berbagai latar belakang, termasuk akademisi, mahasiswa, pengusaha, dan juga komunitas umum.
Acara dialog dan silaturhami dimulai pukul 10 pagi dan diawali dengan sambutan dari perwakilan diaspora, Presiden IDN NSW Salut Muhidin dan PPIA USYD Clifford Suryana. Mereka memperkenalkan para peserta dan latar belakangnya serta ungkapan harapan akan pentingnya peran diaspora dalam mendukung pembangunan nasional, khususnya IKN.
Konsul Jenderal RI di Sydney Vedi Kurnia Buana turut hadir dan memberikan sambutan, menyatakan dukungan penuh terhadap upaya UKP IKN dalam memberikan informasi terkini soal pembangunan Ibu Kota Nusantara.
Acara inti adalah paparan dan diskusi yang diberikan oleh Prof. Bambang Susantono, yang sejak Juni 2024 lalu diangkat sebagai Utusan Khusus Presiden (UKP) untuk Kerja Sama Internasional Pembangunan Ibu Kota Nusantara. Prof. Bambang menjelaskan bahwa kedatangan tim UKP IKN ke Australia dalam rangka untuk melakukan pendekatan studi banding dengan tiga ibu kota negara yang menjadi acuan pembangunan IKN.
Tiga negara itu diringkas menjadi ABC: A untuk Astana di Kazakhstan, B untuk Brasilia di Brazil, dan C untuk Canberra di Australia. Kunjungan ke Australia ini khususnya bertujuan untuk merealisasikan kemitraan dengan ibu kota Canberra. Kehadiran di Sydney juga dimanfaatkan untuk memberikan sosialisasi terkait perkembangan pembangunan IKN dan visi jangka panjangnya.
Prof. Bambang menekankan pentingnya menjadikan IKN sebagai kota yang tidak hanya layak huni (liveable) tetapi juga dicintai oleh warganya (loveable). Ia menekankan bahwa IKN diharapkan menjadi simbol kemajuan yang berkelanjutan dengan melibatkan peran serta berbagai pihak, termasuk diaspora.
Pada sesi tanya jawab, muncul berbagai harapan dan pertanyaan dari diaspora, termasuk keinginan untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan IKN. Salah satu usulan yang disampaikan adalah pembangunan “rumah diaspora” di kawasan IKN sebagai pusat interaksi bagi warga negara Indonesia di luar negeri. Selain itu, peluang kerja sama antara pelajar, akademisi, dan pebisnis diaspora juga menjadi fokus diskusi, memperkuat hubungan strategis antara komunitas diaspora dan proyek pembangunan IKN di masa depan.
Pertemuan ini menjadi momentum penting bagi diaspora Indonesia di Australia untuk terlibat langsung dalam transformasi besar yang akan membawa Indonesia menuju era baru dengan hadirnya Ibu Kota Nusantara sebagai kota dunia yang modern dan berkelanjutan. Kita berharap apa yang menjadi cita dan visi baik ini dapat terwujud di IKN. Salam Diaspora! [IM]