Transformasi Digitalisasi Membangun Ekonomi Inklusif

402
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail


Digitalisasi mengubah bisnis, mengurangi biaya, mengotomatiskan proses, dan mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja. Di sektor industri keuangan, ini membantu mengurangi risiko tinggi yang biasanya terkait dengan pembiayaan usaha kecil, melalui teknologi seperti pengumpulan data waktu nyata dan pembelajaran mesin.

Dalam kemitraan dengan Bank Nasional Kamboja, Forum Keuangan UKM menjadi tuan rumah
Forum Keuangan UKM Global ke-9. Acara tahun ini fokus pada kekuatan transformasi digital dalam mempromosikan keuangan yang inklusif, berkelanjutan, dan bertanggung jawab bagi UMKM, tulang punggung ekonomi dunia.

Forum Keuangan UKM didirikan oleh G20 Global Partnership for Financial Inclusion (GPFI) pada tahun 2012 sebagai pusat pengetahuan untuk data, penelitian, dan praktik terbaik dalam mempromosikan keuangan UKM. Sebagai mitra pelaksana GPFI, International Finance Corporation (IFC) ditugaskan untuk mengelola inisiatif tersebut dan mempercepat akses keuangan untuk usaha kecil dan menengah di seluruh dunia dengan mempromosikan pertukaran pengetahuan, perubahan kebijakan, dan mengembangkan ekosistem lembaga keuangan.

Berlangsung pada 19-21 September di Phnom Penh, Kamboja, konferensi tiga hari ini membahas bagaimana digitalisasi dapat mempromosikan dan mempercepat keuangan hijau, meningkatkan efisiensi rantai pasokan, meningkatkan keamanan data, mengotomatisasi proses, sekaligus mengarah pada inklusi keuangan yang lebih besar.

Pada acara Forum Keuangan UKM Global tahun ini, Fifi Rashando, anggota Indonesia Business Council dan Good Return Impact Investment Manager berbicara di panel pleno digitalisasi pertanian bersama dengan Dr In Channy, pendiri dan Presiden Acleda Bank (menangani 34% dari pinjaman untuk pertanian sektor perbankan di Kamboja); Rama Notowidigdo, salah satu pendiri Sayurbox (platform online yang memudahkan konsumen untuk berbelanja buah dan sayuran segar langsung dari petani lokal), dan Manfred Borer, CEO Kotiva sebuah perusahaan teknologi global yang berbasis di Indonesia.

Fifi berbagi pelajaran Good Return dalam mengembangkan kemitraan investasi lensa gender dengan CHAMROEUN, sebuah MFI di Kamboja dan CROWDE sebuah fintech pertanian di Indonesia, menggunakan pendekatan “blended finance” untuk memajukan pemberdayaan ekonomi perempuan dan pertumbuhan ekonomi inklusif di sektor pertanian.

Selain bertemu dengan mas Rama, Fifi juga bertemu dengan putra bangsa yang lain, Aria Widyanto, salah satu pendiri Amartha. Amartha merupakan pionir peer to peer lending yang menyediakan
modal usaha bagi UMKM di pedesaan. Lebih dari 1 juta UMKM ini dimiliki oleh perempuan.

Forum Keuangan UKM untuk tahun 2022 ini berfokus pada kekuatan transformasi digital dalam mempromosikan keuangan yang inklusif, berkelanjutan, dan bertanggung jawab bagi UKM, tulang punggung ekonomi dunia. [IM]

Penulis: Fifi Rashando

Previous articlePekerjaan Yang Terhubung Dengan Pelatihan Mengubah Kehidupan Di NSW
Next articleRiri & Azzurro Espresso Penerima Business Excellence Awards 2022