Penampilannya sederhana. Orangnya kalem. Enak diajak bicara. Tampak selalu akrab dengan siapa saja. Friendly dan hangat.
Dialah sang “pendobrak” isi rumah yang bernama Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Sydney. Namanya Heru Hartanto Subolo. Wong Solo kelahiran Desa Pucang Sawit. Selama tiga tahun lebih menjadi Konsul Jenderal RI untuk New South Wales, Queensland dan South Australia.
Tidaklah berlebihan jika apa yang telah beliau emban berjalan slow but sure.
Sebab hal itu telah dibuktikan dengan peletakan beberapa sistem baru dan menyempurnakan manajemen kerja yang selama ini sudah ada.
Hingga menyusul sederet prestasi termasuk penandatanganan pakta integritas, dimana Pak Heru panggilan akrabnya telah mengajak seluruh staf KJRI Sydney guna membangun Zona Integritas menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (ZI-WBBM). Dimana komitmen ini merupakan kelanjutan dari penghargaan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) yang telah diterima KJRI Sydney dari Kemenpan-RB pada akhir 2019 silam.
“Semua itu demi peningkatan pelayanan sesuai Standar Pelayanan yang telah ditetapkan, serta terus berupaya melakukan perbaikan. Saya tidak toleran jika ada pungli dalam melayani masyarakat,” ujar Konjen Heru Subolo saat acara silaturahmi lebaran dan
farewel dinner bersama perwakilan masyarakat Indonesia.
Konjen Heru Subolo yang sebelumnya juga pernah bertugas di KJRI Houston Texas USA, KBRI Oslo, Norwegia dan KBRI Washington juga menyampaikan capain kinerjanya. Antara lain, terobosan peningkatan ekonomi kerja sama Indonesia-Australia, bidang sosial budaya dengan peningkatan Indeks Citra Indonesia, dengan promosi Bahasa, Seni Budaya dan Kuliner. Di bidang pelayanan publik dan perlindungan WNI, lebih dari sekitar 30 ribu dokumen kekonsuleran dan keimigrasian telah diterbitkan selama tiga tahun terakhir.
Pak Heru suami dari Ir Sinta Ekawati harus meninggalkan apa yang telah ditorehkan sejak akhir 2017 lalu. Ia bakal meninggalkan Sydney Juni ini. Tentu saja masyarakat Indonesia di NSW tidak mau melepas kepergiannya begitu saja. Sebab Pak Heru dan Istrinya selama ini selalu berusaha menghadiri kegiatan komunitas Indonesia. Setidaknya, ICC-NSW, IDN NSW, Flobamora, komunitas masyarakat NTT dan organisasi keluarga Batak, Bonapasogit telah melakukan acara perpisahan di waktu yang berbeda.
Sebelum kepergian Pak Heru ke tempat barunya–jika tidak ada perubahan–sebagai
Duta Besar di Dhaka dan
Republik Demokratik Nepal,
beliau juga menggelar acara silaturahmi lebaran dan farewel dinner di Wisma Indonesia
dengan mengundangberbagai perwakilan organisasi dan masyarakat Indonesia.
Secara personal, Pak Heru juga menyerahkan Certificate of Appreciation kepada para
wakil organisasi dan masyarakat Indonesia yang telah bekerja sama dan memberikan support kepada KJRI Sydney dalam memperkuat hubungan people-to-people antara Indonesia dan Australia sebagai salah satu pilar dari Kemitraan Komprehensif Strategis Indonesia-Australia.
Selamat bertugas di tempat yang baru dan sukses selalu buat Pak Heru dan keluarga. [IM]