Resolusi, Tradisi, Atau Basa Basi Tahun Baru?

754
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

Memasuki tahun baru merupakan saat yang sering dipakai oleh kebanyakan orang untuk membuat resolusi. Ya, tahun baru kerap dimaknai sebagai harapan baru. Sebab itu, banyak orang membuat resolusi untuk diwujudkan, seperti menurunkan berat badan, menikah, dan lain sebagainya. Bisa dibilang membuat resolusi tahun baru seperti sudah menjadi budaya. Mengawali tahun baru tanpa resolusi, rasanya seperti tidak sip!

Masyarakat menilai tahun baru adalah kesempatan untuk mengakhiri cara-cara yang lama dan membuka awal yang baru. Mungkin itulah alasan umum mengapa orang-orang membuat daftar resolusi tahun baru. Tak jarang kita mendengar, orang saling menanyakan, “resolusi tahun baru kamu apa?”. Yang lucu, beberapa kaum idealis justru menanyakan, kenapa harus menunggu tahun yang baru untuk memulai sesuatu yang baru? Bagi mereka, mengganti sebuah kebiasaan atau membuat resolusi tak perlu menunggu awal tahun.

Mengapa Perlu Resolusi?

Bicara soal resolusi, jika melihat ke kamus besar bahasa Indonesia, resolusi diartikan sebagai pernyataan tertulis yang biasanya berisi tentang suatu hal. Pendapat lain mengatakan resolusi sebagai sebuah tekad yang kuat. Resolusi yang berujung pada sebuah pencapaian biasanya dibarengi dengan kesungguhan nyata dari tindakan kita. Balik lagi, semua tergantung diri kita sendiri. Kita yang dapat mengukur kemampuan diri. Lebih baik membuat resolusi yang tidak muluk-muluk daripada malah kecewa saat tersebut gagal dieksekusi.

Fakta di lapangan mengatakan, seringkali resolusi akhir tahun malah berubah menjadi batu sandungan di sepanjang tahun. Ibarat pepatah mengatakan, lidah tak bertulang. Secepat kita berbicara namun selambat-lambatnya kita akan melakukan apa yang kita katakan atau janjikan. Hal ini diperkuat dengan sebuah penelitian yang mengatakan sebanyak 25 persen dari resolusi yang dibuat di awal tahun, ditinggalkan begitu saja dalam 15 minggu pertama. Dari 5 daftar resolusi, biasanya seseorang hanya akan berhasil mencapai dua target saja.

Bagaimana dengan Anda? Apa Anda termasuk orang yang membuat resolusi awal tahun? Nah, kalau masih bingung menentukan resolusi apa yang mau kita lakukan dan capai di tahun 2019 ini, berikut ada beberapa hal tentang resolusi yang ditulis oleh Tom Anderson yang bisa dijadikan sebagai pilihan resolusi yang bisa membuat hidup kita lebih baik.

Aturan 1: Speak less, Reflect more
Jangan terlalu banyak bicara. Di tahun yang baru, coba untuk tidak banyak membual atau ngomong ngalor ngidul. Kalau tidak yakin bisa melakukannya lebih baik diam saja. Jangan biarkan diri Anda masuk dalam daftar orang PHP alias Pemberi Harapan Palsu. Bicaralah lebih sedikit dan refleksikan sungguh-sungguh hal yang dibicarakan. Dengan lebih banyak refleksi, kita justru akan terlihat lebih bijak. Jangan heran kalau teman-teman akan sering mencari kita, saat kita lebih banyak menyediakan dua telinga ketimbang satu mulut yang terbuka.

Aturan 2: Worry less, Love more

Gejolak kehidupan yang tidak menentu sering membuat kita khawatir. Setiap orang pasti mempunyai hal-hal yang jadi beban pikiran. Entah itu soal keluarga, karier, pendidikan, atau keuangan. Seperti pepatah mengatakan, kita tidak bisa melarang burung terbang di atas kepala kita, namun kita dapat melarangnya untuk tidak bersarang di kepala kita. Begitu juga dengan perasaan khawatir yang sering menghantui. Khawatir hanya akan mengunci posisi kita. Dengan membiarkan diri khawatir, kita hanya mencuri sukacita hari ini. Kita dapat menghalau rasa khawatir dengan menyimpan sebanyak mungkin keyakinan akan kebaikan yang Tuhan berikan. Gantilah rasa khawatir dengan cinta yang lebih banyak!

Aturan 3: Judge less, Forgive more
Menghakimi itu ibarat minum racun. Saat kita menghakimi orang lain, sebenarnya kita membuat diri kita sendiri terluka. Salah satu resolusi kecil yang dapat dilakukan adalah jangan mudah atau cepat menghakimi. Kita tidak pernah tahu dengan pasti alasan seseorang bertindak atau melakukan sesuatu hal. Selalu ada cerita di balik sebuah kejadian. Jika keadaannya justru kita yang dihakimi, jangan malah gusar atau gelisah! Anggap saja anjing menggonggong, khafilah berlalu. Memilih untuk memaafkan membuat jiwa kita lebih sehat. Menyimpan rasa dendam atau membalas menghakimi akan memproduksi emosi negatif. Sepanjang tahun pasti ada saja hal yang bikin kesal. Bersiaplah dan rajinlah untuk mengampuni!

Aturan 4: Do less, Be more
Melakukan kewajiban itu memang penting. Tapi jangan sampai lupa punya waktu untuk diri sendiri. Istilah “me time” itu juga wajib hukumnya. Terlalu lelah akan mengikis kenyamanan kita sendiri yang biasanya akan berujung pada stres. Anda pasti tidak mau melewati tahun 2019 dengan stres, bukan? Sisakanlah waktu untuk diri sendiri. Dengan melihat ke dalam diri, kita bisa menemukan bahagia yang tersimpan di dalam. Kesalahan terbesar adalah saat kita mencari kebahagiaan dari orang lain. Kita akan senang jika orang berlaku ini atau berlaku itu. Secara tidak langsung, kita sudah memberikan kendali kita kepada situasi tertentu. Milikilah ketetapan hati untuk bergantung kepada diri sendiri. Enjoy yourself and be happy! [IM]


TOP 5 NEW YEAR’S RESOLUTIONS IN 2019

• Menurunkan barat badan
• Kurangi belanja, perbanyak menabung
• Tetap bugar dan sehat
• Belajar sesuatu yang menarik
• Perbanyak waktu bersama keluarga

Previous articleKebersamaan Dalam IGA Open Championship 2018
Next articleAsosiasi Restoran Indonesia Sydney Resmi Diluncurkan