Pada tanggal 23 September 2023, Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) menyelenggarakan kegiatan kompetisi dengan judul “IDEAs: Innovation, Development, and Excellence toward an Advanced Indonesia 2045”. Kegiatan terselenggara berkat dukungan dari KBRI Canberra, KJRI Sydney, UNSW Founders, Study NSW, dan PPIA UNSW. Kegiatan yang berlangsung di University of New South Wales (UNSW) ini juga turut dihadiri oleh Konsul Jenderal RI Sydney, Vedi Kurnia Buana serta sekitar 100 pelajar Indonesia.
Tujuan IDEAs untuk menghimpun ide dan pemikiran guna mendukung kemajuan menuju Indonesia Emas 2045. IDEAs meliputi berbagai bidang antara lain: sains, teknologi, pendidikan, lingkungan, humaniora, dan ekonomi. Setelah melalui seleksi yang ketat oleh pihak panitia IDEAs, terdapat 5 finalis dari berbagai Universitas di Australia yang memperebutkan kategori juara 1, juara 2, juara 3 dan kategori “people’s choice”. Bertindak sebagai juri adalah Konjen Vedi, Associate Professor Brahm Marjadi (Western Sydney University), dan George Roditis (UNSW Founders).
Dalam sambutannya, Konjen Vedi menyambut baik pelaksanaan IDEAs dan menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada PPI Australia guna mengakomodir berbagi ide atau penelitiannya. Dikatakannya pemuda termasuk mahasiswa merupakan masa depan bangsa yang akan menentukan kemana Indonesia melangkah. Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, dibutuhkan “smart execution” oleh generasi muda dengan ide baru yang dimiliki demi kemajuan negara dan bangsa Indonesia.
Menurut ketua panitia IDEAs, Putra Hanif Agson Gani, inspirasi acara ini datang dari kesadaran bahwa pelajar Indonesia di Australia yang memperoleh privilege bisa kuliah di luar negeri dan menyadari bahwa masa depan Indonesia ada di tangan generasi muda yang diuntungkan dengan bonus demografi.
“Kami berharap kompetisi ini menjadi snowballing effect agar mendorong WNI untuk lebih semangat membagikan idenya dan merealisasikannya untuk kemajuan Indonesia di masa mendatang,” imbuh mahasiswa PhD, jurusan Minerals dan Energy Resources Engineering di UNSW.
Lima finalis yang terpilih selanjutnya memaparkan proyek penelitiannya. Pertama, Faris Nur Khulafa dari Monash University dengan judul “Jutawan (Jelantah Ditukar Cuan), A Sustainable Cooking Oil Management”. Tujuan proyek Jutawan adalah menukarkan minyak jelantah dengan uang. Tujuan jangka panjang adalah menarik 50 usaha bisnis makanan untuk bergabung, kerjasama dengan 5 komunitas desa, dan mengumpulkan 600 liter minyak jelantah tiap bulannya. Program Jutawan akan mulai dilaksanakan di Jepara, Jawa Tengah.
Kedua, Ratu Atikah Balqis dari University of Melbourne yang memaparkan proyeknya dengan judul “Maggochamb, Natural Alternative to Food Waste Management”. Maggochamb adalah sebuah project yang bertujuan untuk membudidayakan maggot (larva lalat hitam) untuk mengurai permasalahan limbah makanan yang ada di Indonesia. Menurut data, Indonesia memproduksi 14 juta ton limbah makanan per tahun. Untuk pembudidayaan maggot diperlukan puluhan bahkan ribuan kg sampah organik. Satu kg maggot dapat menghabiskan 2 sampai 5 kg sampah organik per hari. Diharapkan ini dapat mengurai permasalahan limbah makanan yang ada di Indonesia. Maggot sendiri juga dapat dimanfaatkan sebagai makan ternak, inscet oil, pupuk dan lain-lain.
Presentasi ketiga disampaikan Umar Syaroni dari University of Sydney dengan judul “Menuju Indonesia Inklusif, Creating a Safe Digital Space for People with Disability”.
Project yang juga digagas penyandang disabilitas ini bertujuan untuk menciptakan ruang digital yang aman bagi penyandang disabilitas. Karena seperti diketahui penggunaan sosial media sangat tidak terbatas dan kerap kali dikaitkan dengan tindakan “bullying”. Project dimulai dengan “digitAal campaign” melalui kanal Instagram @rumahdisabilitas dengan tujuan untuk menggaungkan semangat “Indonesia yang lebih inklusif” melalui kegiatan daring dan luring.
Ide inovatif berikutnya dipaparkan oleh Tyassari Kusumaningsih dari University of Sydney yang berjudul “Gorobaku, Gerobak Andalanku”. Aplikasi Gorobaku diharapkan dapat menghubungkan antara pedagang keliling dengan pelanggan yang kemudian dapat memudahkan dalam mengatasi berbagai permasalahan pedagang yang berdampak pada berkurangnya pendapatan, diantaranya tidak familiar dengan lingkungan, pemasaran dan promosi, dan lain-lain. Diharapkan kedepannya, aplikasi ini dapat meningkatkan lapangan pekerjaan, mengatasi isu kemiskinan dan meningkatkan GDP Indonesia.
Sesi presentasi ide ditutup dengan ide menarik oleh Muhammad Syihab As’ad dari Monash University dengan judul “The Exclusive You-Niform”. Melalui project ini diharapkan Indonesia dapat masuk ke pasar Australia dengan menjadi pemasok seragam bagi sekolah dan universitas di Australia pada tahun 2024. Dengan jarak Indonesia dan Australia yang relatif dekat juga diharapkan dapat memotong biaya produksi.
Berdasarkan keputusan dewan juri, Ratu Atikah Balqis terpilih sebagai Juara 1, Faris Nur Khulafa sebagai Juara 2 dan Umar Syaroni sebagai juara 3. Di samping ketiga juara tersebut, terdapat kategori People’s Choice yang ditentukan berdasarkan voting dari peserta konferensi. Adapun kategori People’s Choice dimenangkan oleh Umar Syaroni.
George Roditis dari UNSW Founders mengatakan program UNSW Founders adalah platform kewirausahaan yang ditawarkan oleh UNSW, guna mendukung siswa, staf, dan alumni untuk mendorong dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan mewujudkannya menjadi usaha nyata. Program ini menawarkan berbagai inisiatif dan bantuan guna membantu peserta untuk memulai usaha.
“Proyek inovasi peserta IDEAs memiliki prospek bisnis multibillion jika berhasil dikembangkan,” ujarnya. Ia akan mengupayakan agar pengagas inovasi ini dapat bekerjasama dengan Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation, Australian Government (CSIRO) guna mewujudkan proyek start-up tersebut. [IM]