Canberra: Paduan harmoni seni-budaya, pariwisata dan kuliner Provinsi Sumatera Selatan yang dikemas dalam acara Indonesian Cultural Circle (ICC) bertajuk “The Riverine City of Palembang – The City Where Culture and River meet in Harmony” diselenggarakan oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra di Wisma Indonesia pada tanggal 22 Maret 2019.
Acara dihadiri oleh para anggota Women International Club of Canberra (WIC). Pada kesempatan tersebut, ditampilkan berbagai keanekaragaman budaya khas Ibu Kota Sumatera Selatan seperti kain songket/tenun, kain jumputan, baju tradisional wilayah Palembang, serta pameran foto bertema pariwisata di Palembang.
Pada sambutan pembukaan, Caecilia Legowo, Ketua DWP KBRI Canberra, menyampaikan: “Karena kedekatannya dengan daerah tetangga lainnya, Palembang telah menjadi ikon perpaduan harmoni berbagai pengaruh budaya, termasuk yang berasal dari pesisir Melayu, pedalaman Minangkabau, Jawa, India, Cina, dan Arab”. “Semua pengaruh ini tercermin dalam ragam budayanya mulai dari tekstil tradisional, arsitektur, makanan tradisional, dan bahkan bahasa”, tambahnya.
Sementara itu, presentasi tentang sejarah dan pariwisata kota Palembang secara apik disampaikan oleh Cerya Paramita, Sekretaris Kedua Diplomat KBRI Canberra. Cerya memaparkan mengenai asal muasal berdirinya kota Palembang, sejarah Kerajaan Sriwijaya, hingga tempat-tempat eksotis yang wajib dikunjungi seperti Benteng Kuto Baru, Pagoda Pulau Kemaro, dan Masjid Cheng Ho yang memiliki arsitektur yang kental akan nuansa Tiongkok.
Setelah presentasi singkat, para tamu undangan diajak berkeliling Palembang melihat indahnya Sungai Musi dan Jembatan Ampera di malam hari serta berbagai destinasi wisata Palembang menarik lainnya melalui video singkat.
Puncaknya adalah ketika anggota DWP KBRI Canberra mengajak para undangan bersama-sama menari rancak Tarian Gending Sriwijaya sambil bertepuk tangan mengikuti irama lantunan musik Melayu. Saking bersemangatnya, Barbara Reeve, seorang WN Australia, bahkan tidak tahan untuk ikut menari bersama peserta yang lain. “Irama musiknya sungguh familiar dan gerakannya mudah diikuti bahkan untuk yang seusia saya”, ujar Barbara dengan bersemangat.
Sementara Natalie Mobini mengaku hidangan pempek model dan kuah ikan yang disajikan sangat gurih dan cocok disajikan di musim dingin nanti “Saya ingin bertanya resep pempek ini ke koki yang memasak, untuk bekal kuliner di musim dingin nanti”, ujarnya sambil tertawa.
ICC yang secara rutin diadakan oleh DWP KBRI Canberra memang merupakan salah satu kegiatan promosi kekayaan budaya dan destinasi pariwisata Indonesia. Sebelumnya, DWP KBRI Canberra juga telah menyelenggarakan promosi seni budaya Nusantara, dengan mengangkat potensi Sulawesi Selatan, DKI Jakarta, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. [IM]