Membangun Budaya Maritim Dalam Indonesia Kontemporer

2997
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

“Indonesia sejatinya adalah lautan, yang terbentuk dari hamparan pulau-pulau, a country by the sea dengan lebih dari 17 ribu pulau. Karena itu, pembangunan Indonesia sebagai poros maritim menjadi salah satu prioritas utama pemerintahan Presiden Jokowi”, ungkap Dirjen Kebudayaan Kementerian Pariwisata, Dr. Hilmar Farid dalam Sesi Kuliah Khusus di Adelaide Festival Centre, 24/09/2016. Sesi kuliah khusus ini dihadiri lebih dari 85 peserta, meliputi dosen, mahasiswa, para Indonesianis, dan wakil komunitas Indonesia di Adelaide. Turut hadir pejabat negara bagian Australia Selatan, Menteri Investasi dan Perdagangan, Martin Hamilton-Smith MP. Konjen RI Sydney, Dr. Yayan GH Mulyana bertindak sebagai moderator.

adel

“Membangun budaya maritim yang baru merupakan pilar pertama 5 prioritas maritim yang telah dicanangkan Presiden Joko Widodo. Dan dalam kaitan dengan kuliah khusus ini, dua pertanyaan penting yang perlu dieksplor adalah bagaimana mendefinisikan budaya maritim dalam Indonesia kontemporer, dan sejauh mana relevansi budaya maritim yang baru bagi Indonesia”, Konjen RI menstimulasi audiens. Dalam sesi diskusi, peserta memberikan perhatian mengenai upaya-upaya nyata pemerintah Indonesia dalam membangun budaya maritim, khususnya kepada generasi muda Indonesia.

“Banyak upaya yang telah dan terus dilakukan Pemerintah Indonesia dalam rangka membangun budaya maritim Indonesia, antara lain pengiriman siswa untuk mengelilingi Indonesia dengan kapal laut selama sebulan, peningkatan konektivitas melalui pembangunan pelabuhan-pelabuhan laut, dan juga menulis kembali narasi budaya maritim Indonesia”, Dirjen Farid menjawab rasa penasaran peserta.

Sesi kuliah dengan tema “The New Maritime Culture in Contemporary Indonesia” ini diselenggarakan oleh Flinders Jembatan Initiative, sebuah inisiatif yang diluncurkan pada Juli 2015 untuk antara lain mendukung kegiatan-kegiatan budaya dan komunitas Indonesia, seperti OzAsia dan INDOfest. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian OzAsia Festival 17 September – 2 Oktober 2016 di Adelaide Festival Center, didukung KJRI Sydney, INDOfest dan Pemerintah Australia Selatan.

OzAsia Festival merupakan festival seni budaya internasional terbesar di Australia, yang menampilkan beragam kelompok seni budaya dari Asia. Indonesia setiap tahun berpartisipasi dan memainkan peran penting dalam festival ini. Pada peringatan festival OzAsia yang ke-10 tahun ini, di bawah koordinasi Kementerian Pariwisata dan didukung KJRI Sydney, sejumlah seniman dari Indonesia mengambil bagian, seperti penari Lenger dari Banyumas, tim kesenian dari Provinsi Riau dan kelompok musik Eyuser dari Papua. (KJRI Sydney, Sep 2016)

Previous articleMenghadirkan Indonesia di Jantung Kota Adelaide
Next articleMembantu Korban Banjir di Central West