Forum Gereja Indonesia Sydney (FGIS) tahun ini mengadakan Ibadah Natal Bersama khusus para gembala sidang pemimpin Gereja Indonesia di Sydney. Dengan situasi Pandemik Covid19 dan social distancing, dan setelah 8 bulan tidak ada persekutuan tatap muka secara fisik, oleh anugerahNya Ibadah Natal khusus pendeta-pendeta bisa diadakan dengan baik dan
lancar sesuai protokol kesehatan Covid19.
Pada hari Senin 30 November 2020, 7pm di Hope and Harvest Church
(90A Auburn Road, Auburn), sekitar 40 orang Pendeta menghadiri acara Indonesian Pastors Christmas Service and Dinner. Acara yang dikoordinir oleh pengurus FGIS
ini berlangsung sederhana dan penuh makna.
Dimulai dengan doa pembukaan oleh Pdt. Yongky Santosa dan disusul oleh Pdt. Andy Winarta yang memimpin pujian penyembahan dengan antusias bersama dengan team musik dari berbagai Pendeta dan gereja. Kotbah Natal dibawakan oleh Pdt. Yosafat H. Prawiro selaku Ketua Forum Gereja Indonesia Sydney dan tuan rumah, yang mengupas dari Injil Matius 1:18-25, tentang pembelajaran dari makna Natal yang dialami oleh seorang Maria.
3 point yang dibahas yaitu:
Divine Favour
– Semua karena kasih karuniaNya yang menjumpai dan memilih Maria dan kita semua, untuk jadi alatNya. Tuhan bisa memakai siapa saja, tetapi Tuhan di dalam kasih karuniaNya dan kedaulatanNya memilih kita semua karena favour-nya bukan karena kehebatan kita sebagai manusia.
Divine Assignment
– God’s favour selalu attached dengan God’s assignment and calling, to do His will.
Ada sebuah mandat, tugas dan kehendak Allah yang harus diselesaikan dan dikerjakan. Maria mendapat kasih karunia, dan juga tugas untuk mengandung sang Juruselamat
dunia. Ada rasa senang, takut, bingung, kuatir dan tidak berdaya bercampur aduk,
tetapi tugasNya selalu mulia dan lebih besar daripada semua kondisi dan kenyamanan
kita sebagai manusia.
Divine Collaboration
– Tuhan mau bekerja sama dengan kita, dan akhirnya Maria meresponi dengan benar dan tidak lari dalam ketidaktaatan dan ketakutannya, tetapi ia berkata sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku seperti perkataanMu itu. Tuhan mau kita taat, berserah dan bekerjasama dengan Dia, dengan panggilanNya dan kehendakNya, saling menundukan diri antar generasi, antar gereja, antar pemimpin. Kita hanyalah alatNya dan hambaNya yang melayani kerajaanNya, bukan kerajaan masing-masing.
Pdt. Yosafat H. Prawiro juga menyertakan kesaksian tentang bagaimana Tuhan
memimpin proses merger dua gereja menjadi satu dalam God’s favour, assignments
dan collaborations di dalam kedaulatan, rencana dan anugerahNya semata.
Acara kemudian dilanjutkan dengan prosesi penyalaan lilin Natal dan menyanyikan
lagu Malam Kudus, yang dipimpin oleh Pdt Isaac Santosa. Para hamba Tuhan kembali merenungkan rencanaNya datang ke dunia, untuk kita semua diselamatkan, bersatu
dan mengerjakan amanatNya membangun KerajaanNya.
Doa berkat dipimpin oleh Pdt. Samuel Djunaedi, yang juga turut mendoakan Pemerintah Australia dan Indonesia, korban terorisme di Sulawesi Tengah, dan mendedikasikan pelayanan yang Tuhan percayakan untuk KemuliaanNya.
Acara diakhiri dengan makan malam bersama dan bersekutu satu sama lain dalam sukacitaNya, dengan 10 menu nasi Padang yang lezat.
Kesaksian-kesaksian yang menguatkan dari Pdt. Olga Ling, Pdt. Joseph Tee, Pdt. Isaac Santosa, juga semakin membuat malam itu begitu berkesan. Kita percaya, ini saatnya Gereja Tuhan terus membangun kesatuan hati dalam tindakan nyata melayani generasi, jemaat dan komunitas di dalam anugerah dan kekuatanNya.
Selamat Natal 2020 dan Selamat Tahun Baru 2021. Tuhan memberkati!
[IM/YHP]