Good Food Indo Dinner

1838
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

Menyambut datangnya Good Food Month 2018, inilah waktunya untuk memamerkan makanan khas Indonesia kepada masyarakat Sydney.

Freddie Salim, Koki Kepala dari Nu Bambu, mengajak empat orang temannya untuk berkolaborasi menggelar acara Good Food Month Indo Dinner di restorannya yang terletak di Canterbury-Hurlstone Park RSL, tanggal 20 Oktober 2018. Kolaborasi ini mengumpulkan kelima koki untuk bersama-sama membuat 8-course dinner yang terinspirasi dari makanan khas Indonesia. Selain Freddie Salim, para koki itu adalah Santo Maximus (Muum Maam Barangaroo), Mulyadi Djunaedi (Tokyo Laundry), Meylissa Yusuf (Miam Patisserie), dan Stephani Gondosiswanto (Gondoskitchen popup).

Di tengah perencanaan acara, terjadi bencana gempa sebesar 7.4 SR dan tsunami di kota Donggala dan Palu. Mereka akhirnya memutuskan untuk membuat acara ini juga sebagai charity dinner, yang tentu saja langsung mendapat dukungan dari beberapa organisasi, seperti para pemasok Nu Bambu. Lima puluh persen dari penjualan tiket acara yang berjumlah 80 orang, dan hasil lelang dari pemenang Nu Bambu Surprise Dinner, disumbangkan kepada Red Cross Indonesia Earthquakes and Tsunami Appeal.

Bagi orang Australia, Bali mungkin menjadi kota yang paling sering mereka kunjungi di Indonesia. Itu sebabnya, menu makanan khas Bali barangkali lebih mudah dikenal. Namun, karena salah satu tujuan acara ini adalah memperkenalkan makanan khas Indonesia, selain sajian Bali, tentu terdapat pula ragam menu Nusantara lainnya.

Makan malam dimulai dengan Beef Rendang Tartare, scallop dengan saus yang terbuat dari asam jawa, dan chicken and prawn rice cake sebagai makanan pembuka. Menu utama dari 8-course dinner ini disajikan untuk berbagi dengan nasi putih sebagai pendampingnya, karena makanan Indonesia tanpa nasi putih tentu tidak lengkap. Bistik Ayam dengan saus bistik dan truffle mash, ditemani oleh cah kangkung dan telur puyuh, mengawali menu utama. Saat pengunjung sedang asik menyantap kedua makanan tersebut, para koki sibuk menyiapkan menu-menu selanjutnya, yaitu seafood pindang dan iga domba yang dilumuri sambal hijau. Enak sekali

Usai menikmati menu utama, saatnya pencuci mulut dihidangkan. Tiga jenis pencuci mulut mengakhiri acara makan malam ini. Kue dadar dalam bentuk sifon pandan cake yang diisi dengan coconut monte, gula jawa, dan kelapa parut, ditemani oleh kue sus yang diisi banana curd. Kue sus ini diletakan di atas campuran ketan hitam dan pisang. Hidangan terakhir adalah es alpukat yang disuguhkan di dalam plastik es lilin–penyajian tradisional sebagaimana ditemukan di pinggir jalan untuk memberikan pengalaman yang autentik.

Kepuasan mendengar makanan Indonesia mendapat banyak pujian adalah salah satu hal yang membuat para chefs sangat senang. Disamping itu, event ini juga berhasil mengumpulkan $4,200 untuk disumbangkan kepada para korban di kota Donggala dan Palu. Well done!! [IM/SG]

Previous articlePemenang National Australia Indonesia Language Awards (NAILA) 2018
Next articlePeluncuran Pesta Perayaan Festival Natal di Sydney