Diaspora Night 2018

2207
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

​Pada tanggal 11 November 2018, bertempat di Bryan Brown Theatre Bankstown, IDN-NSW kembali menggelar acara tahunan Diaspora Night 2018 yang dihadiri oleh sekitar 300 diaspora Indonesia. Acara Diaspora Night ini merupakan kali yang kedua, setelah perhelatan perdana yang diadakan pada tahun 2016 silam. Acara Diaspora Night ini sendiri akan menjadi program acara tahunan IDN-NSW, untuk merayakan dan mempromosikan kekayaan seni dan budaya Indonesia kepada para diaspora Indonesia maupun penduduk lokal Australia.

Tema “Jauh di Mata, Tetap di Hati, Cinta Indonesia” tetap dipakai untuk penyelenggaraan acara tahun ini, tapi untuk format acara dibuat berbeda dengan pelaksanaan dua tahun silam. Diaspora Night kali ini dibagi menjadi 2 sesi, yaitu sesi 1 Seminar yang dimulai dari jam 2.30pm hingga 4.30pm kemudian disusul dengan sesi 2 Talk Show dan Performance mulai dari jam 6pm hingga 9pm.

Pada acara Seminar di sesi pertama, IDN-NSW mengundang beberapa pembicara dari Asian Diaspora yaitu dari Indonesia, China dan India. Presentasi singkat disampaikan oleh wakil dari Diaspora Indonesia Dr. Salut Muhidin, wakil dari Diaspora China Prof Fei Guo, wakil dari Diaspora India Mrs. Sheba Nandkeolyar dan ditutup oleh Mrs Sheruni De Alwis, periset mengenai Asian Diaspora dari universitas Macquarie. Masing-masing pembicara menyampaikan mengenai peranan diaspora dan kontribusi yang telah diberikan dan dicapai oleh diaspora mereka.

Dari kiri ke kanan: Dr. Salut Muhidin, Prof Fei Guo, Mrs Sheruni De Alwis, Mrs. Sheba Nandkeolyar, Hendra Wijaya dan Hermanus Dimara – Photo by Didee Kusnadi

Menutup sesi seminar, dibuka sesi tanya jawab dan penyerahan sertifikat apresiasi serta pengundian door prize.

Untuk acara sesi kedua, pintu baru mulai dibuka pada jam 6 sore, tapi arus pengunjung tampak terlihat sudah mulai memadati bagian foyer theatre sejak pukul 5 sore. Meski acara dimulai sedikit terlambat, tapi keseluruhan acara berjalan cukup lancar dan menghibur.

Ya, pada malam itu rangkaian acara Diaspora Night diatur sedemikian rupa untuk showcase kekayaan Indonesia yang begitu beragam budaya, bangsa, dan bahasanya. Sebut saja beberapa penampilan seperti Tari Badindin dari Sumatera Barat, Tari Hegong dari NTT, Tari Omprong semi dari Jawa Timur, Tari Tobanes dari Batak, Tari Topeng, hingga pemainan Angklung, piano, pembacaan puisi serta senandung lagu-lagu tanah air.

Selain rangkaian berbagai pertunjukkan, digelar pula acara talk show yang dipandu oleh host Osco Olfriady Letunggamu yang di impor langsung dari Jakarta ditemani oleh MC Tia Ardha dari SBS radio, dengan nara sumber dari berbagai sektor antara lain: Dr Howard Lesmana (Dokter), Margaret Bradley (Pemusik), Gael Cameron (Pemenang kontes Pageant of the World), Dyah Pitaloka (Pendidikan), Guy Boekenstein (Bisnis), dan Jesslyn Wijaya (artis).

Seperti biasa, acara ditutup dengan sesi foto bersama dan pengundian raffle ticket dengan hadiah utama tiket Syd-Jkt-Syd.

Diharapkan melalui kegiatan Diaspora Night ini dapat semakin menumbuhkan rasa persaudaraan sebagai bangsa Indonesia di perantauan. Meskipun jauh di mata, tetap di hati, dan tetap cinta Indonesia. [IM]

Pengurus Diaspora Night 2018 – Photo by Didee Kusnadi
Previous articlePeluncuran Pesta Perayaan Festival Natal di Sydney
Next articleMalam Penggalangan Dana Sulawesi