Sebagai organisasi besar di Indonesia, Muhammadiyah berhasil mengembangkan aktifitasnya di kancah dunia internasional. Di Australia cabang Muhammadiyah dipusatkan di Melbourne, sedang rantingnya ada di kota negara-negara bagian yang saat ini ada tiga yaitu di New South Wales (NSW), ACT dan Queensland (QLD).
Pada 6 Oktober 2023, bertempat di aula Konsulat Jenderal RI Sydney, Maroubra diadakan acara Pelantikan Pimpinan Ranting Istimewa ‘Aisyiyah’ New South Wales (PRIA NSW)
Rosalin Ismayoeng Gusdian melaksanakan tugasnya sebagai pembawa acara dengan sangat baik sehingga rangkaian acara berjalan hikmat, rapi dan sangat terkesan. Hadir pada acara ini, Bapak Abdul Nazar, Konsul Pensosbud KJRI Sydney, mewakili Bapak Konsul Jenderal yang berhalangan hadir, Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhamadiyah Australia, Bapak Hamim Jufri, Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah Australia, Ibu Rina Febrina Sarie, yang hadir melalui zoom, Ketua Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah NSW, Bapak Izza Rohman, dan penasehat Ranting Istimewa Muhammadiyah dan Aisyiyah NSW, Bapak Eddy Iskandar, Bapak Nurwanto, Ibu Dian Nuryani dan Ibu Awiq Wiqoyati.
Suasana hening saat Tilawah Al Qur’an dibawakan Yuyun Yuniar melantunkan surat At Taubah 71-72 dan Sari Tilawah oleh Bita Dwi Rahmani sebagai pembuka acara. Disusul menyanyikan lagu Indonesia Raya, Sang Surya dan mars Aisyiyah dipimpin oleh Ibu Devi Nazar.
Mari kita simak sekilas mengenai organisasi Muhammadiyah, karena lahirnya Aisyiyah berawal dari Muhammadiyah.
Tanggal 18 November diperingati sebagai hari lahirnya Muhammadiyah. KH Ahmad Dahlan, tokoh ulama besar merupakan sosok yang berperan penting dalam proses pendirian Muhammadiyah pada 18 November 1912 di Yogjakarta, yang bertujuan untuk memajukan pendidikan agar bangsa Indonesia tidak terbelakang, lebih cerdas dan memberantas kemiskinan.
Muhamadiyah telah melahirkan tokoh-tokoh besar seperti Jenderal Sudirman, seorang guru sekolah Muhammadiyah yang memimpin perang gerilya melawan Belanda di Ambarawa, Jateng. Berkat kepemimpinannya beliau diangkat sebagai Panglima Besar Tentara Republik Indonesia (TNI) dengan pangkat Jenderal Besar.
Kedua, Buya Hamka yang memulai karirnya di Makasar sebagai pemuda Muhammadiyah. Perjuangannya melalui tulisan-tulisan di Media yang melahirkan naskah besar seperti Dibawah Lindungan Kabah dan Tenggelamnya Kapal Van Dervyk.
Aisyiyah berkembang pesat dan langkah berikutnya adalah saatnya “menyiarkan ke seluruh dunia tentang paham perempuan berkemajuan”.
Sebelum resmi berdiri Ranting Istimewa Aisyiyah NSW, jamaah Aisyiyah sudah aktif ikut serta dan aktif menyelenggarakan pengajian umum sebulan sekali di rumah-rumah jamaah Ranting Muhammadiyah bersama Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah NSW. Hingga saat ini terdapat sekurangnya 40 orang jamaah Aisyiyah.
Tahun 2023, PRIA mengawali kegiatan perdananya dengan mengadakan pengajian bulanan khusus pada Jumat, 17 Februari 2023 yang disebut seri ke -1 bertepatan dengan hari lahirnya organisasi Aisyiyah di Yogyakarta dengan nara sumber Dr. Atiyatul Ulya, sekretaris Pimpinan Pusat Aisyiyah, dengan mengkaji Mukaddimah dan bab pertama Adabul Mar’ah fil Islam yang diterbitkan pada tahun 1982, sebagai salah satu dokumen bersejarah yang memberi tuntunan bagi perempuan.
Hinga saat ini pengajian bulanan tersebut sudah sampai pada seri ke-7 dengan mengundang anggota Pimpinan Pusat Aisyiyah sebagai narasumber yang kompeten sesuai topik yang diangkat.
Ketua PRIA, Ibu Lisma dalam sambutannya menyatakan telah menyiapkan program-program padat kedepannya dalam memajukan bangsa, tanah air dan khususnya New South Wales tempat Ranting Istimewa Aisyiyah NSW berada, serta turut memikirkan permasalahan perempuan khususnya Muslimah di NSW dengan berpegang teguh pada visi ideal Aisyiyah yaitu “tegaknya agama Islam dan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”. Aisyiyah sebagai organisasi wanita mandiri, menciptakan wanita berprestasi, membangun amal usaha sendiri.
Ketua Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) Bapak Izza Rohman yang tiada lain adalah pendamping setia ibu Lisma memberikan dukungan sepenuhnya atas kegiatan-kegiatan Aisyiyah, dan berjalan beriringan dalam menjalankan visi dan misi Aisyiyah.
Tak lupa disampaikan ucapan terima kasih kepada Konsul Jenderal RI yang telah memberikan ijin memakai ruang pertemuan KJRI untuk acara pelantikan ini. KJRI Sydney sebagai wakil dari Pemerintah Indonesia di Sydney akan menjadi saksi sejarah berdirinya Aisyiyah yang akan dikenang oleh generasi penerus.
PRIM maupun PRIA merupakan organisasi yang mendukung sepenuhnya kegiatan-kegiatan pemerintah dalam memajukan bangsa dan tanah air Indonesia agar menjadi negara yang mempunyai martabat tinggi di mata dunia.
Konsul Pensosbud Bapak Abdul Nazar menghimbau agar PRIM dan PRIA turut berperan dalam menciptakan kesejukan dan modernisasi keberagamaan khususnya menjelang Pemilu 2024.
Oleh Yoen Yahya