Home News Community Mike Baird – “Tak Kenal Maka Tak Sayang”

Mike Baird – “Tak Kenal Maka Tak Sayang”

Tak kenal maka tak sayang…pasti banyak dari kita yang dibesarkan di Indonesia sering mendengar kata pepatah ini. Memang harus diakui, bahwa setiap pepatah pasti ada maknanya dan biasanya mengacu pada kata bijak yang bertemakan kehidupan.

Anda pasti tahu siapa sosok pria di profil Indomedia bulan ini? Beliau tak lain adalah Mike Baird, Premier New South Wales. Seperti kata bijak diatas, sekedar ‘tahu’ saja kan tidak cukup untuk dapat mengenal atau menyukai seseorang. Oleh karena itu, Indomedia berkesempatan untuk berkunjung ke kantornya dan mengenal sosok sang Premier lebih jauh lagi.

Saat bertemu,…kami disambut dengan hangat oleh sang Premier di ruangan kantornya. Keramahan dan sikapnya yang humoris seketika itu juga langsung mencairkan suasana. Kami menyempatkan waktu untuk berbincang-bincang dan sempat sedikit bermain game dengan sang Premier.

Silahkan simak hasil bincang-bincang Indomedia dengan Premier Mike Baird.

INDOMEDIA (IM): Mr. Premier, sebelumnya kami mengucapkan terima kasih untuk waktunya.

MIKE BAIRD (MB): Oh, ini merupakan suatu kesenangan!

IM: Mr. Premier, sebelum kita mulai – apakah Mr. Premier pernah mendengar pepatah “Tak Kenal Maka Tak Sayang?”. Pepatah yang sungguh dikenal di kalangan masyarakat Indonesia.

MB: Wah, sepertinya saya belum pernah dengar…

IM: Pepatah ini memiliki arti yang sangat bagus sekali… yaitu kita harus mengenal seseorang sebelum kita betul-betul dapat menyukainya. Jadi, kalau kita tidak kenal orangnya, maka susah untuk kita menjadi suka dengannya. Jadi semoga lewat bincang-bincang ini, kita semua bisa lebih mengenal Mr. Premier lebih jauh lagi. Bagaimana?

MB: Fantastis!! Kedengarannya menyenangkan sekali!

IM: Sebagai seorang Premier, pasti ini bukan merupakan pekerjaan yang ringan…bisakah Anda berbagi cerita tentang tantangan terbesar yang pernah dialami?

MB: Setiap hari pasti ada tantangan dalam melakukan sesuatu hal. Tetapi lama kelamaan, sebagai manusia kita tentunya akan beradaptasi dan menjadi terbiasa dengan tantangan-tantangan yang sulit. Yang pasti, kita tentunya tidak bisa membuat semua orang senang dan ada kalanya orang akan tidak setuju dengan keputusan-keputusan kita. Tantangan yang terbesar yang saya pernah alami ialah ketika kita semua harus menghadapi situasi krisis, yang sekarang dikenal dengan nama the Lindt Siege.

IM: Dimana ada tantangan dan kesulitan, pasti ada kesuksesan juga kan? Menurut Anda kesuksesan terbesar apa yang pernah dialami?

MB: Jujurnya… sebetulnya saya tidak ada keinginan untuk menjadi seorang Premier. Jadi… memiliki kapasitas untuk menjadi seorang kandidat dan akhirnya memenangkan pemilihan dengan dukungan dari masyarakat, serta dapat menerapkan banyak hal seperti perbaikan infrastruktur yang pastinya akan membuat perbedaan besar untuk generasi yang akan datang, merupakan sesuatu yang istimewa sekali buat saya dan saya sungguh menghargainya dan tidak akan melupakannya.

IM: Kami akui untuk menjadi seorang Premier pasti tidak mudah karena harus menghadapi segala macam tantangan. Apakah yang menjadi motivasi atau dorongan buat Anda untuk memiliki karir dalam politik?

MB: Sebetulnya terjun dalam bidang politik itu tidak pernah terlintas dalam pikiran saya waktu saya di sekolah tinggi ataupun di universitas. Ayah saya memiliki karir dalam politik dan saya banyak melihat hal-hal yang kurang begitu menyenangkan. Sebetulnya saya pernah menekuni karir di bidang finance selama beberapa tahun…saya juga pernah berpikir sebetulnya saya ingin sekali dapat berkontribusi lebih banyak lagi…saya tidak ingin menghabiskan hari-hari saya dengan percuma dan tidak melakukan kontribusi ke negara yang saya cintai ini. Setelah berpikir panjang… saya rasa berkarir dalam politik akan memberikan kesempatan ini. Walaupun banyak tantangan, saya tidak menyesalinya.

IM: Banyak anak-anak muda sekarang yang terancam menjadi tunawisma dan kami tahu salah satu prioritas Anda adalah mengurangi dan memutus siklus tunawisma tersebut. Sebagai komunitas Indonesia, apakah ada hal-hal yang dapat kami lakukan untuk membantu pemerintah NSW dalam hal ini?

MB: Tunawisma memang merupakan masalah penting yang harus diperhatikan. Ini salah satu hal yang dekat di hati saya, karena memang dulunya saya adalah seorang Youth Leader (pemimpin kaum muda) yang banyak menghabiskan waktu dengan anak-anak muda dan memberikan pengarahan kepada mereka.

Saya tahu masih banyak sekali keperluan diluar sana yang harus kita perhatikan. Saya melihat banyak anak-anak muda yang mengalami tantangan dan dalam keadaan putus asa, seringkali bukan karena kesalahan mereka sendiri dan tentunya mereka harus dibantu.

Memang ada banyak Layanan Pemerintah yang dapat membantu mereka, tetapi sebetulnya kita perlu membantu lebih banyak lagi. Banyak anak-anak di bawah umur 18 tahun yang tidak memiliki family support atau dukungan keluarga ataupun teman, sehingga akhirnya mereka terperangkap dalam lingkungan yang tidak sehat. Mereka seringkali merasa sudah tidak memiliki harapan lagi. Dan ini sangatlah berbahaya, karena jika seorang anak muda tidak mempunyai harapan maka mereka pun tidak lagi mempunyai gairah kehidupan.

Jadi sangatlah penting bagi kita untuk bisa menjangkau mereka dan memberikan dukungan yang selazimnya. Peran komunitas juga sangat penting untuk dapat menjangkau anak-anak muda dan memberikan mereka dukungan dan pengarahan yang jelas. Mereka memerlukan orang-orang yang dapat berdiri disamping mereka dan memberitahu mereka bahwa mereka itu berharga, dan mereka pasti bisa meraih cita-cita mereka. Saya tahu banyak sekali organisasi yang membantu dalam hal ini termasuk the Army (tentara). Saya juga percaya, setiap individu bisa mempunyai peran dalam hal ini.

IM: Di akhir tahun 2015, Pemerintah NSW dan Jakarta menandatangani sebuah MoU (nota kesepahaman) yang bertujuan untuk menumbuhkan perdagangan di beberapa bidang khususnya di bidang pendidikan, agrikultur, teknologi dan infrastruktur. Sejak penandatanganan nota tersebut, apakah sudah ada langkah-langkah kongkrit yang menarik?

MB: Ada perkembangan yang cukup baik dan ada juga beberapa hal yang masih ingin kita kerjakan di bidang agrikultur dan pendidikan. Jujurnya, perjalanan kita masih jauh…tapi saya yakin dengan diperbaharuinya MoU diakhir tahun lalu, kesempatan untuk bekerja sama pasti akan datang nantinya.

IM: Kota Sydney merupakan salah satu tempat tujuan yang popular untuk menimba ilmu di Australia, khususnya untuk anak muda Indonesia. Sebagai siswa international, biasanya mereka tidak luput dari tekanan untuk mendapatkan hasil yang baik sehingga kehidupan mereka pun kadang cukup menegangkan… Bisakah Anda memberikan nasehat dalam hal ini, khususnya bagaimana caranya untuk menghadapi stress dan tuntutan/ekspektasi?

MB: Saya pikir enjoying life itu sangat penting. Sydney adalah kota yang indah yang dapat dinikmati, jadi selain belajar dengan sungguh-sungguh, kita juga harus dapat menyisihkan waktu untuk menikmati alam di sekitar kita. Misalnya naik Ferry ke Manly atau ke Hunter Valley… menikmati matahari pagi. Waktu saya di universitas, saya tidak begitu stress karena saya lebih banyak menghabiskan waktu di pantai daripada di kampus hahahaha.. (mungkin saya seharusnya stress sedikit yah!). Pokoknya kalau kita sudah mengerjakan sesuatu dengan segenap hati, pasti akan menghasilkan. Saya sering mengingatkan anak saya bahwa nilai-nilai yang mereka raih di sekolah (bagus atau jelek) tidak menentukan nasib atau jati diri mereka. Ini semua hanya bagian dari apa yang kita lakukan, tetapi bukan bagian dari jati diri kita.

IM: Australia dikenal sebagai salah satu negara pelopor, khususnya dalam pengajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah. Tetapi sayangnya, ada penurunan dalam hal ini. Apakah ada strategi untuk meningkatkan kembali prestasi Australia sebagai salah satu negara yang mengajarkan bahasa Indonesia di sekolah-sekolah?

MB: Memang pergerakan dunia ekonomi sekarang sedang menuju ke Timur (Asia Pacific) – oleh karena itu selain bahasa Indonesia kami juga ingin mengajarkan bahasa-bahasa Asia lainnya di sekolah-sekolah, misalnya bahasa Chinese, Indian, Korean atau Japanese….Tentunya the new secretary of education (dinas pendidikan-red) sedang mempelajari dan mengembangkan hal ini lebih dalam. Harapan kami tentunya ingin agar murid-murid di Australia mempunyai akses pilihan yang lebih besar lagi untuk dapat menguasai segala macam bahasia Asia lainnya.

IM: Mr. Premier, dengan peran penting seperti sekarang ini, pasti sekiranya Anda mempunyai prinsip kuat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Sebetulnya, apa sih yang menjadi Filosofi atau pedoman hidup Anda?

MB: Wah, pertanyaannya dalam sekali yah hahaha… Saya rasa “Melakukan yang terbaik yang saya bisa” merupakan pedoman hidup yang saya jalankan.

IM: Mr. Premier, konon katanya seseorang yang lahir di bulan April biasanya memiliki karakter yang suka susah diajak kerja sama… pastinya Anda bisa membuktikan bahwa ini belum tentu benar…

MB: Masa sih? Apa iya? Seingat saya, ibu saya ke rumah sakit dan mulai bersalin pada tanggal 31 Maret…jadi sebetulnya saya berniat dilahirkannya di bulan Maret hahaha…

IM: Menurut Anda, apa karakter dan kepribadian terkuat dari Anda?

MB: Hmmm,…mestinya orang lain yang kasih tau saya…bukan saya hahaha… Saya rasa saya orangnya cukup optimistik. Saya suka berteman, ngobrol dan kumpul-kumpul. I love people. Saya rasa, jika seseorang yakin dengan satu hal maka dia patut untuk membela keyakinannya (jika memang dipertanyakan) dan menghadapi orang yang mungkin tidak setuju dengan pendapat Anda.

IM: Sekali lagi terima kasih untuk waktunya Mr. Premier. Sungguh senang bisa ngobrol-ngobrol dengan Anda.

BERMAIN BERSAMA MR. PREMIER…

IM: Kalau anda bisa memilih untuk melakukan apa saja detik ini, apakah itu?

MB: Berlibur! hahahaha, mungkin surfing di tempat favorit saya.

IM: Kalau anda bisa pergi ke masa lalu, masa apakah itu?

MB: Ok…saya mau mengunjungi tahun 2000 lagi dimana saat itu Kathy Freeman memenangkan medali emas Olimpiade untuk Australia. Pada saat itu saya ada di stadium persis di dekat garis finish (di batas 250 meter) …dan dengan begitu cepatnya Kathy Freeman lewat di depan saya! Jadi saya ingin mengunjungi masa itu kembali. Pokoknya seruuu banget … saya tidak akan pernah melupakan masa itu

IM: Kalau anda bisa jadi siapa saja yang anda mau, siapakah dia?

MB: Kelly Slater! Saya rasa dia atlit paling keren sedunia!!

IM: Anda lebih memilih travel pakai sepeda, mobil atau kereta?

MB: Wah…kemana dulu nih hahahha… Saya sukanya naik Ferry….coba deh kamu naik Ferry ke Manly…rasanya sungguh majestik!

IM: Anda lebih memilih menang lotere/lottery atau mendapatkan pekerjaan yang paling sempurna!

MB: Wah…menangnya berapa dulu nih?? hahahahaha… Saya rasa uang bukanlah segalanya…jadi mendapatkan pekerjaan yang hampir sempurna pilihan saya hahaha… Pekerjaan saya sekarang rasanya hampir sempurna walau banyak tantangan didepan saya…

IM: Anda lebih memilih nonton TV atau baca buku?

MB: Kalau untuk rileks, yah nonton TV… di kantor saya sudah terlalu banyak baca hahaha… jadi kalau pas rileks sudah tidak bisa baca lagi. Saya suka sih membaca… kalau sedang berlibur biasanya saya pasti bawa 5 atau 6 buku untuk dibaca.

Video full interview bisa dilihat di Facebook Indomedia Australia.

Exit mobile version