Home News Community Gamelan Bali Sambut Mahasiswa Internasional di Canberra

Gamelan Bali Sambut Mahasiswa Internasional di Canberra


Setelah dua tahun mahasiswa internasional tidak bisa masuk ke Australia, pada akhir tahun 2021 lalu pemerintah Australia kembali membuka perbatasannya untuk mahasiswa dari manca negara. Hal ini diikuti dengan pembukaan kuliah tatap muka di berbagai kampus di Australia pada awal Februari tahun ini, termasuk kampus-kampus di Canberra.

Menyambut kedatangan mahasiswa dari manca negara, Australian National University (ANU) yang berlokasi di Canberra menyelenggarakan masa orientasi mahasiswa pada 14 Februari. Dalam kesempatan tersebut KBRI Canberra secara khusus diundang oleh panitia untuk menampilkan salah satu musik tradisional khas Indonesia, yaitu Gamelan Bali.

Tim Gamelan Bali KBRI yang dipimpin oleh I Gede Eka Riadi menampilkan empat lagu yang menjadi daya tarik mahasiswa internasional, yaitu: Tabuh Bapang Selisir, Tabuh Gilak, Tabuh Geligak dan Tabuh Godeg Miring. Diselingi dengan penjelasan mengenai gamelan dan makna lagu yang dimainkan, penampilan tim Gamelan Bali KBRI ini pun mengundang perhatian dan keingintahuan banyak mahasiswa dan dosen.

Mahasiswa asal Australia, Serena Ford misalnya, mengaku tertarik dengan bunyi yang dihasilkan oleh Gamelan Bali. Jika pandemi sudah mereda dan KBRI membuka kelas Gamelan Bali, Serena mengaku berniat mengikuti kelas tersebut. Sementara Elly mahasiswa School of Public Policy ANU sangat senang bisa mengikuti penampilan Gamelan Bali dari awal sampai akhir. “Meski saya tidak sekolah di sekolah musik, tapi saya senang mendengar Gamelan. Semoga nanti saya bisa ikut berlatih Gamelan di KBRI”, harap Elly.

Sementara dosen Ethnomusicology ANU, Bonnie McConnel menyambut gembira penampilan Gamelan Bali dalam pekan orientasi mahasiswa di ANU. Bonnie berharap dengan penampilan Gamelan Bali di pekan orientasi maka akan lebih banyak mahasiswa yang tertarik untuk mengikuti kelas musik tradisional. “Selama ini ada sekitar 15 mahasiswa yang mengambil mata kuliah musik etnic, saya berharap tahun ini akan lebih banyak lagi yang ikut kuliah ini”, ujar Bonnie.

Menurut Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) RI di Canberra, Mukhamad Najib, pekan orientasi mahasiswa ANU ini merupakan kesempatan mengenalkan Indonesia bukan hanya kepada mahasiswa Australia, tapi juga mahasiswa internasional. “Hari ini ANU kedatangan mahasiswa dari berbagai negara, tampil dalam acara pekan orientasi mahasiswa ini merupakan peluang bagi KBRI untuk mengenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat dunia”, tutur Najib.

Selama ini, jelas Najib, KBRI memiliki kelas Gamelan Jawa dan Gamelan Bali yang terbuka bagi masyarakat Australia maupun dari negara lain yang tertarik. Namun karena adanya pandemi Covid-19, tidak memungkinkan untuk berlatih secara tatap muka. “Kedepan, jika pandemi Covid-19 ini benar-benar sudah reda, kita berencana menghidupkan kembali kelas Gamelan Jawa dan Bali di KBRI”, tambah Najib. 

Meski gamelan bisa dimainkan dengan indah di depan mahasiswa, namun yang dihadirkan sebenarnya masih belum lengkap, karena banyak instrumen yang tidak diikutkan. Menurut Ghofar Ismail selaku Kordinator Fungsi Pensosbud KBRI, karena memperhatikan protokol kesehatan maka tidak semua tim bisa tampil di ANU kali ini. “Boleh dibilang ini semacam Mini Gamelan, karena pemain dan instrumennya tidak lengkap. Namun untuk menghasilkan bunyi yang sesuai dengan lagu yang dimainkan, tim ini sangat cukup”, jelas Ghofar. [IM]

Exit mobile version