Investasi sebagai mesin duit semakin digemari karena uang seperti berlipat dengan sendirinya. Tapi, sebelum memutuskan untuk buru-buru kasih duit tabunganmu untuk investasi, pelajari dulu cara mainnya dengan teliti. Jangan maunya untung, eh, malah jadi buntung!
Selain lockdown dan social distancing, tampaknya investasi atau passive income menjadi buzz word di masa pandemik ini. Bahkan, ada kenaikan rata-rata 50% di seluruh instrumen investasi, dengan kenaikan tertinggi di reksadana yaitu sebanyak 71% pengguna (pasarmodal.ojk.go.id). Menariknya, hampir setengah dari sekitar 6 juta orang yang tercatat masih berusia di bawah 30 tahun. Dari sisi pekerjaan, 53% investor adalah pegawai dan 19% nya pelajar. Selain itu, banyak juga jumlah ibu rumah tangga yang mendaftar sebagai investor, meskipun marketnya masih didominasi pria.
Motivasi di Balik Investasi
Jika diamati, maraknya investasi ini merupakan akumulasi dari beberapa hal. Pertama, kesadaran akan kenyataan kalau pekerjaan-pekerjaan yang sebelumnya tampaknya “stabil” atau “terjamin” ternyata bisa hilang dalam sekejap. Lalu, munculnya tokoh-tokoh publik seperti Warren Buffet dan Lo Kheng Hong di Indonesia membuka mata akan kemungkinan seorang working man untuk mencapai kekayaan, yang bahkan mengalahkan business owners (terlepas dari caranya yang tentu tidak semudah itu, ya). Sepertinya, banyaknya investor muda bisa diatribusikan pada lebih instrumen-instrumen investasi yang mudah diakses dan lebih banyaknya “mentor” (influencers) yang membuat konten edukasi keuangan di media sosial. Mereka membuat sebuah topik yang sepertinya rumit dan membosankan ini menjadi mudah dimengerti.
Oke Nggak, Nih?
Secara keseluruhan, perkembangan ini merupakan sesuatu yang baik! Bahkan, melek investasi menjadi salah satu indikator yang baik untuk perkembangan suatu negara. Bagi para pelajar dan kita yang baru mulai kerja pun, investasi bisa membantu untuk mencukupi kehidupan sehari-hari atau masa depan. Banyaknya instrumen investasi yang tersedia pun mengayomi para investor yang beragam. Kalau kata iklan-iklan platform investasi, dari 500 rupiah pun sudah bisa mulai investasi!
Meski demikian, beberapa pengamat pasar modal berpendapat kalau peningkatan yang cukup drastis dalam investor pemula ini bisa membuat cukup volatile-nya pasar, banyak pemula yang membeli saham karena ikut-ikutan lalu panic selling ketika ada penurunan sedikit di IHSG/Index Harga Saham Gabungan, sehingga semakin turun pula value-nya. Selain itu, kesalahan pemula lain biasanya adalah tidak melakukan diversifikasi atau menaruh uang yang menjadi kebutuhan sehari-hari! Akibatnya, tidak sedikit yang kehilangan uang bahkan sampai berutang demi investasi. Ini sangat berbahaya bagi kesehatan keuangan seseorang.
Menabung Bukan Pangkal Kaya
Jika melihat secara umum, investasi itu bermanfaat dan perlu dilakukan semua orang. Sebab, kenyataannya, menabung itu tidak pangkal kaya, guys! Uang yang ada di bank kita sekarang itu nilainya tidak akan sama beberapa tahun ke depan, karena adanya inflasi yang tidak dapat dihindari. Jika kita memiliki tabungan sebelum berangkat ke Australia, misalnya untuk study, ketika kita pulang, uang yang kita diamkan saja itu sudah berkurang nilainya! Sederhananya, Rp1,000 di tahun 1998 dan Rp1,000 di tahun 2021 sudah sangat berbeda, bukan? Nah, menurut Bank Indonesia, inflasi tahunan negara kita ini di angka 3 -5 persen per tahun, sementara bunga tabungan bank, misalnya BCA, hanya sekitar 1% saja per tahunnya! Jujur, informasi inilah yang mendorong aku mencari tahu lebih lanjut mengenai investasi.
Dimulai Dari Mana?
Nah, tenang, ya, jangan panik! Sebelum cepat-cepat investasi, ada beberapa hal yang harus dipikirkan dan dipelajari dahulu. Seperti kalau kita mau ujian saja, ya, harus belajar dulu, dong. Jadi, sebelum menaruh uang kalian, penting untuk mengedukasi diri dulu. Karena terlalu panjang untuk diliput di satu artikel ini, inilah beberapa keywords dan resources yang bisa kalian pelajari untuk mendalami investasi lebih lanjut.
1. Evaluasi dan Perencanaan Keuangan
Banyak yang bilang, sebelum mulai investasi haruslah menentukan tujuannya dulu. Untuk menentukan tujuannya, dibutuhkan evaluasi keuangan dan perencanaan keuangan. Berapa total aset kalian (tunai maupun non-tunai)? Berapa dan dari manakah sumber penghasilan kalian? Berapa banyak pengeluaran kalian?
Kemudian, pikirkanlah tujuan kalian di depan: apakah untuk keperluan tertentu, seperti bisnis, membeli rumah, atau mungkin pernikahan? Tidak salah, kok, kalau belum terpikir. Mungkin kalian bisa mulai dengan menyiapkan dana pensiun!
2. Instrumen-Instrumen Investasi
Pasar modal, pasar uang, saham, Reksa Dana, surat obligasi, valuasi asing. Boleh mulai dari sana untuk pencarian informasi kalian, ya…
3. Platform investasi
Beberapa platform investasi yang banyak digunakan di Indonesia saat ini adalah Bibit, Bareksa, E-mas, Tanamduit, Pluang, Ajaib, Indopremier, Investree. Masih banyak pula yang ada di luar sana. Pastikan untuk riset lebih lanjut sebelum memasukan uang kalian ke platform tersebut, ya!
Mau, Dong, Belajar Lebih Lanjut
Bagi kalian yang mau belajar lebih lanjut, sudah banyak sumber yang ada di luar sana untuk belajar saham di berbagai platform. Beberapa rekomendasi pribadi saya adalah Ternak Uang (website, Youtube, dan Youtube pribadi pendiri mereka), Raditya Dika seorang penulis, stand-up comedian dan produser, pun menyajikan konten seputar investasi yang mudah dimengerti dan berkualitas. Tentunya masih banyak lagi resource yang lainnya. Terlepas darimana pun itu, sangat penting untuk tidak terburu-buru dalam berinvestasi, dan pastikan untuk membuat informed decision! [IM]