Pada hari Sabtu, 7 Desember 2024, para pemenang dari Lomba Pidato Bahasa Indonesia Tingkat Nasional Australia (National Australia Indonesia Language Awards atau NAILA) diberikan penghargaan pada Upacara Penghargaan NAILA di gedung Hedley Bull, Universitas Nasional Australia di Canberra.
NAILA adalah kompetisi pidato tahunan bagi anak muda Australia yang sedang belajar bahasa Indonesia.
NAILA terbuka bagi siswa sekolah dasar, sekolah menengah, mahasiswa, dan profesional muda. Untuk mengikuti kompetisi ini, para peserta mengirimkan rekaman diri mereka sendiri menyampaikan pidato dalam bahasa Indonesia dengan tema tertentu. Pidato-pidato tersebut kemudian dievaluasi oleh panel juri ahli yang independen. Tahun ini, tema yang diangkat untuk NAILA adalah ‘Inovasi’. Topik pertanyaan yang diajukan mencakup: apa aplikasi favorit Anda?; mempresentasikan sebuah permainan yang menggambarkan mitologi, budaya, atau sejarah Indonesia kepada calon investor; dan tantangan digital terbesar yang dihadapi Australia dan Indonesia. Tahun ini, NAILA menerima 94 video untuk 7 kategori penghargaan dari seluruh penjuru Australia.
Upacara Penghargaan NAILA merupakan puncak dari satu hari yang penuh dengan pendalaman budaya bagi para pemenang yang datang dari berbagai wilayah di Australia, termasuk negara bagian Victoria, Queensland, New South Wales, dan Wilayah Ibu Kota Australia. Pada hari Sabtu pagi, para pemenang dan keluarganya memulai hari mereka dengan mengunjungi lokakarya budaya. Lokakarya budaya tersebut diselenggarakan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra di mana mereka berkesempatan untuk belajar memainkan gamelan. Gamelan mengacu pada ansambel perkusi tradisional Indonesia dan rangkaian alat musik yang digunakan. Terdiri dari alat musik perkusi berornamen yang terbuat dari logam yang ditempa oleh tangan, ansambel ini biasanya terdiri dari saron, gong, kempul, gendang, kenong, bonang, alat musik dawai, dan suling bambu.
Para peserta lokakarya juga berkesempatan untuk belajar tentang wayang kulit, salah satu jenis wayang tradisional Indonesia.
Lokakarya tersebut ditutup dengan makan siang khas Indonesia yang disajikan oleh restoran lokal bernama Kopiku, dengan hidangan seperti nasi goreng, sop buntut, sate, dan krupuk.
Pada acara Penghargaan NAILA pada hari Sabtu malam, setiap pemenang diberikan piala dan sertifikat oleh para mitra dan sponsor NAILA, diikuti dengan pidato pemenang dalam bahasa Indonesia. Pemenang dari setiap kategori penghargaan juga menerima hadiah uang tunai.
Tahun 2024 merupakan tahun yang sangat bermakna karena di tahun ini NAILA merayakan ulang tahunnya yang ke-10. Para hadirin mendengarkan pidato dari para pejabat termasuk Asisten Menteri untuk Kompetisi, Amal, Perbendaharaan dan Ketenagakerjaan, Anggota Parlemen Yang Terhormat Dr Andrew Leigh, yang berbicara tentang cerita masa kecilnya saat tinggal di Indonesia dan Duta Besar Indonesia untuk Australia, Dr Siswo Pramono, tentang pentingnya mempelajari bahasa Indonesia.
NAILA juga menggelar acara penganugerahan Penghargaan Studi Indonesia oleh Institut Australia-Indonesia (Australia-Indonesia Institute atau AII). Penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan atas prestasi dan kontribusi para guru bahasa Indonesia, peneliti, dan pemimpin dalam penyebaran budaya Indonesia di Australia. Seluruh penerima penghargaan telah bekerja di bidangnya masing-masing selama bertahun-tahun bahkan puluhan tahun untuk menyebarkan studi Indonesia di Australia.
Pada akhir acara, Direktur NAILA, Jade Lee, mengumumkan tema untuk NAILA 2025 yang akan mengambil tema “Olahraga”, dan kemudian para hadirin dimanjakan dengan penampilan memukau dari Borobudur Dance Troupe, sebuah kelompok tari tradisional Indonesia yang berbasis di Canberra.
Kami ucapkan selamat kepada para pemenang dan semua pihak yang telah membantu membuat NAILA 2024 menjadi sukses besar.
Dari kiri ke kanan: Amelia Quinn (Pemenang Kategori Tingkat 4 – 6 SD), Sophie Dawson (Koordinator Program NAILA), Emma White (Pemenang Kategori Tingkat SMP), Jade Lee (Direktur NAILA), Inalya Altmann (Pemenang Kategori Tingkat Eksekutif), Abheeshta Chavali (Pemenang Kategori Tingkat TK – 3 SD), Leo Barry (Pemenang Kategori Tingkat Pendidikan Tersier), Wes Fraser (Pemenang Kategori Tingkat SMA), Andaleeb Akhand (Koordinator Kemitraan NAILA)
Dari kiri ke kanan: Emma White (Pemenang Kategori Tingkat SMP), Inalya Altmann (Pemenang Kategori Tingkat Eksekutif), Amelia Quinn (Pemenang Kategori Tingkat 4 – 6 SD), Anggota Parlemen Yang Terhormat Dr Andrew Leigh (Asisten Menteri untuk Kompetisi, Amal, Perbendaharaan dan Ketenagakerjaan), Wes Fraser (Pemenang Kategori Tingkat SMA), Abheeshta Chavali (Pemenang Kategori Tingkat TK – 3 SD), Leo Barry (Pemenang Kategori Tingkat Pendidikan Tersier)
Pemenang Penghargaan NAILA 2024
Tingkat TK – 3 SD: Abheeshta Chavali (Essex Heights Primary School di Victoria)
Tingkat 4 – 6 SD: Amelia Quinn (St Peter’s Lutheran College Indooroopilly di Queensland)
Tingkat SMP: Emma White (Lyneham High School di Wilayah Ibu Kota Australia)
Tingkat SMA: Wes Fraser (Dromana Secondary College di Victoria)
Tingkat Pendidikan Tersier: Leo Barry (University of Sydney di New South Wales)
Tingkat Eksekutif: Inalya Altmann (Braemar College di Victoria)
Pilihan Publik: Angus Wood (Queensland)
Dari kiri ke kanan: Elena Williams (Anggota Dewan, Institut Australia-Indonesia), John Cheong-Holdaway (Gamelan DanAnda di Victoria), Gladys Wangke (Essex Heights Primary School di Victoria), Profesor Douglas Guilfoyle (UNSW Canberra di Wilayah Ibu Kota Australia), Timi Ardiyanti (Huntingtower School di Victoria), Danielle Horne (School of Isolated and Distance Education di Western Australia)
Pemenang Penghargaan Studi Indonesia Dari Institut Australia-Indonesia
Penghargaan Studi Indonesia dan Pemimpin Kebudayaan: Minako Sakai (UNSW Canberra di Wilayah Ibu Kota Australia)
Penghargaan Studi Indonesia dan Pemimpin Kebudayaan: John Cheong-Holdaway (Gamelan DanAnda di Victoria)
Penghargaan untuk Guru Bahasa Indonesia: Emily Brien (Penghargaan Guru Bahasa di Scotts Head Public School di New South Wales)
Penghargaan untuk Guru Bahasa Indonesia: Danielle Horne (School of Isolated and Distance Education di Western Australia)
Penghargaan untuk Guru Bahasa Indonesia: Gladys Wangke (Essex Heights Primary School di Victoria)
Penghargaan untuk Guru Bahasa Indonesia: Timi Ardiyanti (Huntingtower School di Victoria)
Penghargaan Pengabdian Terhormat untuk Studi Indonesia: Dirk Stobbe (Pensiun, Victoria)
[IM]