Di tengah kondisi lockdown dibutuhkan dukungan moral, spiritual, dan sosial untuk keluarga-keluarga yang ditinggalkan korban pandemi covid-19 ini. Sementara kebersamaan anggota keluarga yang menetap di Australia untuk pulang ke Indonesia bertemu keluarga disana sangat sulit sekali. Namun masyarakat Indonesia yang dibentuk dalam organisasi sosial dan keagamaan tetap berupaya mengeratkan tali persaudaraan. Begitu juga warga Nahdliyin di Sydney. Mereka juga tetap memberikan dukungan moral dan spiritual dengan cara baru, melalui virtual.
“Alhamdulillah dengan kemajuan teknologi silahturahmi online antara keluarga yang ada di Indonesia dan negara lainnya bisa dilakukan melalui silazoomrahmi,” kata Yudi Maksum, Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulamama (PCI NU) Sydney-New Zealand.
Istilah Silazoomrahmi diambil dari kata Silaturahmi yang artinya menjalin hubungan. Biasanya dilakukan dengan tatap muka. Tapi karena kondisi pandemi, sebagian aktifitas sekarang dilakukan secara virtual.
Begitu juga setiap kali mendengar berita duka juga dilakukan doa bersama secara virtual. Warga Nahdliyin di Sydney juga menawarkan acara takziyah yang diisi dengan pembacaan surat yasin dan tahlil kepada keluarga yang ditinggalkan.
Kegiatan ini biasanya dilakukan dirumah shohibul musibah (rumah duka) untuk menghibur kesedihan mereka dengan memberikan dukungan moril sebagai sesama muslim di benua kanguru ini. Akan tetapi dengan adanya peraturan lockdown, tidak memungkinkan bagi NU Sydney untuk bersilaturahmi secara fisik.
“Silazoomrahmi secara maya merupakan jalan perantara terbaik saat ini untuk mendoakan para jenazah melalui tradisi yasinan dan tahlilan,” tutur Yusdi yang juga staf pengajar TPA Maarif Sydney.
Tingginya angka kematian korban covid keluarga dan handai taulan di Indonesia juga menambah frekuensi silazoomrahim yang dilakukan dengan membaca yasin dan tahlil.
Yusdi yang sejak 2007 aktif di kegiatan NU Sydney, menuturkan, bacaan tahlil memberikan keteduhan bagi para peserta silazoomrahmi. Tahlilan mengajak para peserta untuk berdzikir kepada Allah, membaca kalimah tauhid.
Tahlil juga mengajak membaca tasbih, solawat dan doa-doa keringanan azab kubur bagi yang meninggal.
“Kebutuhan untuk mendekatkan diri kepada Pencipta semesta alam ini adalah kebutuhan riil yang harus dipenuhi terutama dalam keadan menerima cobaan yang sangat berat. Dimana kita ditinggalkan orang-orang yang kita cintai dan kasihi selama hidup,” tambahnya. [IM]