Sebuah Refleksi, 2021 DALAM 3 KATA!

614
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

Benar, tiap orang punya “3-kata”-nya masing-masing karena tiap-tiap kita memiliki pengalaman yang berbeda. INDOMEDIA mencoba berkaca dari tahun yang (masih) penuh turbulensi ini, dan mengambil pelajaran darinya agar masa depan akan lebih bermakna.

Tahun baru segera tiba! Seperti biasa, kita akan kembali menuliskan pencapaian-pencapaian di tahun 2021 dan gol-gol di tahun 2022. Semua ini kita lakukan agar kita memulai tahun yang baru dengan mental yang segar dan semangat mewujudkan impian, lebih-lebih dengan semua drama pandemik Covid-19 hampir dua tahun belakangan ini.

Tahun-tahun belakangan sungguh di luar imajinasi kita semua: ketidakpastian, kebingungan, dan bahkan penderitaan. Buat sebagian orang lainnya luka yang entah kapan sembuhnya. Kita semua menyaksikan kehidupan profesional, pendidikan, dan keluarga yang bermutasi dengan adanya pembatasan sosial; begitu banyak impian dan harapan yang kandas atau belum terealisasi. Kita kehilangan orang yang kita cintai, pekerjaan yang menjadi tiang kehidupan, juga bergulat dengan penyakit, kesepian, dan “burnout”.

Kita semua sungguh berharap agar 2022 membawa kehidupan yang lebih baik. Meskipun kenyataan membuktikan harapan kita yang menggebu-gebu tadi bisa saja diredam oleh varian baru virus corona.

Melihat 2022 yang Lebih Baik
Saat kita menutup 2021 dan melangkah ke tahun 2022, saya ingin membagikan pengalaman saya sedikit. Selepas pertengahan Juni lalu, saya berfluktuasi melewati lima tahapan duka — penyangkalan, kemarahan, tawar-menawar, kesedihan, dan akhirnya penerimaan — berulang kali. Tapi, saat berjuang untuk maju terus, ada satu “emotional task” yang disarankan oleh para ahli sebagai tahap keenam berduka: menemukan makna.

Jati Diri dan Tujuan yang Lebih Jelas
Situasi yang tidak menentu dan menyedihkan ini jelas memberi makna lebih pada “pengenalan diri sendiri” yang kemudian menuntun kita pada arti dan tujuan hidup. Psikolog Hajo Adam dan koleganya mengatakan bahwa jalan tersingkat untuk mengenal jati diri seseorang adalah dengan tinggal di luar negeri. Mengapa? Karena di negeri asing, kita harus bisa berjuang hidup dengan nilai-nilai hidup yang kita anggap paling penting–biasanya terlihat jelas di rumah atau negara asal.

Jika kamu dibesarkan dalam sebuah budaya yang menjunjung perjuangan dan perencanaan matang, bisa jadi kamu memertanyakan nilai tersebut setelah pindah ke tempat yang budayanya lebih menghormati hubungan antarsesama. Kamu mungkin harus memutuskan apakah pencapaian diri yang tinggi lebih penting atau sebaliknya.

Kehidupan kita yang didera pandemi saat ini ibarat sedang pindah ke negara asing. Kita seolah-olah dipaksa hidup dengan cara-cara yang baru. Kita harus membuat pilihan-pilihan yang sulit dan beradaptasi dalam situasi yang sukar ini. Kondisi di negeri-pandemi yang asing ini justru memberikan kita tujuan dan jati diri yang lebih jelas.

Apa yang Kamu Inginkan di 2022?
Saya sendiri melewati masa pandemi ini di Australia, sebuah negeri asing, jauh dari sanak keluarga dan kenyamanannya. Pengalaman ini memberikan saya pencerahan pada apa yang saya benar-benar percayai.

Seorang mentor dan guru bernama Kerry Ann Rockquemore menyarankan kita untuk melakukan kilas balik kehidupan kita di 2021 untuk memberikan diri kita masukan, seperti:
1. Dengan siapa kamu ingin melewatkan hidup ini?
2. Di mana kamu akan tinggal?
3. Apa yang ingin kamu lakukan?

Menghadapi tiga pertanyaan itu bisa jadi sulit, karena jawabannya membutuhkan perubahan-perubahan yang menyakitkan atau berat. Bagaimanapun, selama krisis pandemi berlangsung, kita belajar untuk menghargai kehidupan yang begitu luar biasa ini.

Kalau kamu merasa terjebak dengan pekerjaan, kamu bisa memutuskan untuk mencari alternatifnya. Kalau hubunganmu nggak bahagia, kamu bisa upayakan untuk memperbaikinya. Perubahan mungkin nggak langsung terlihat, tapi perenungan dapat memberikan visi apa yang ingin kamu harapkan dalam hidup ini dan bagaimana melanjutkan hidup dengan visi yang dimiliki.

Bersamaan dengan pandemi, 2021 memberi kita peristiwa-peristiwa yang mengubah tatanan dunia. Visi dan gol saya tahun ini jauh dari jangkauan, tapi menyadari nilai-nilai yang saya anut untuk mencoba (kembali) meraih capaian-capaian yang saya sudah tetapkan.

Pengennya siiih, semua capaian itu dengan mudah tergapai–bisa merayakan dan memeluk orang-orang yang saya cintai. Harus realistis juga bahwa hal itu bukan hal yang mudah. Tapi, sampai hal itu terjadi, tujuan saya tetap membangun kembali kehidupan saya dengan sadar diri dan sadar tujuan.

Saat kita semua mencari arti hidup dalam dunia didera pandemi, hadiah terbesar hidup ini mungkin adalah kejelasan bagaimana mengarungi hidup ini. Saya akan menyambut 2022 sebagai kesempatan untuk memperbarui tujuan, harapan, dan transisi. [IM]

=======

Nah, Sekarang, Apa “3 kata” Mereka?

Sedih, senang, stres, bingung… semua ada. Bagaimana dengan kalian?

Anita Rochaniasih, Vaucluse

Tahun 2021 dalam 3 kata: Kesehatan, Kemauan, Keuangan

Bagaimana kamu memaknai hidup di tahun 2021? Makna yang aku rasakan dan alami dalam suka maupun duka, termasuk Covid dan kesehatan diri (jatuh sakit sekitar 3 bulan), tetap aku bersujud dan bersyukur tahun 2021 mempunyai makna suka cita tersendiri karena aku diberi kesempatan untuk bergabung dan belajar banyak di ICC-NSW, dan bersyukur aku masih bisa balance dengan full-time work di kantor, Sunday class DR. Amin Hady (FISI), juga social life with my good friends and family (lovely husband) olah raga setiap hari, and my lovely beach life.

Kesan dan pesan kamu setelah melewati 2021?
Tetap semangat, tetap bersinar memberi makna manfaat barokah, badai pasti berlalu, jadikan tahun 2021 sebagai pelajaran yang berharga untuk di tahun 2022/masa depan.

Adakah keluarga atau teman dekat yang menjadi korban pandemi Covid-19? Ada. Banyak. Kalau ada, bisa ceritakan sedikit? Sangat sedih dan syok saat mendengar berita dari Jakarta. Tiga laki-laki (usia sekitar 52, 53, 63 ) dari pihak ayah, yang belum sempat divaksin, meninggal dunia, dan kejadiannya Sangat cepat.

Banyak juga keluarga dekat lainnya (dari pihak bapak dan ibu) di Jakarta, termasuk keponakan yang masih muda belia (17 tahun) kena Covid dan harus masuk rumah sakit sekitar dua minggu dan selamat–mereka sudah divaksin. Di kantor, receptionist (yang sudah divaksin) yang muda ceria pun terkapar 2 minggu terkena Covid, bersyukur dia bisa selamat melewati masa kritisnya.

Harapan kamu di tahun 2022?
Ketemu langsung keluarga di Indonesia dan Irlandia, tidak ada lagi pandemi Covid, tidak ada varian (baru) Covid. Semakin banyak orang yang sudah full vaccine di dunia ini, banyak lapangan pekerjaan. Dan, yang sudah ada pekerjaan, naik gaji dan bonus, bisa traveling, terutama ke Indonesia dan Eropa. Flight tickets cheaper, mental health dan fisiknya sehat, assist government untuk marketing/support vaccine program. Amin!

Armelia Sasmito (Lia), Coogee

Tahun 2021 dalam 3 kata: Family time, Health, and Domestic travel.

Bagaimana kamu memaknai hidup di tahun 2021?
2021 had taught me to slow down, be flexible, appreciate the small things in life, not to take anything for granted and cherished the family time we had during lockdown.

Kesan dan pesan kamu setelah melewati 2021?
Our mental health is just as important as our physical health. Therefore we need to stay positive, try to find something to be grateful for each day and look after the people around you that you love, make sure they’re doing okay.

Adakah keluarga atau teman dekat yang menjadi korban pandemi Covid-19?
Thankfully, my family and close friends were not affected but one of my close friends lost her father and she couldn’t go back to Indonesia for the funeral due to border closure. I had another friend who lost two of her younger brothers within a space of 3 weeks time and another one who lost a mother, two aunties and an uncle within a month.

Harapan kamu di tahun 2022?
My hope for 2022 would be for a better year than 2020 & 2021, where we can slowly get back to life as we used to know pre-pandemic, to be able travel back to Indonesia safely to see my extended family who I have not seen since pandemic started and to see the world again without worries.

Yani Ferdinandus Hanna, Stanwell Tops

Tahun 2021 dalam 3 kata: Keluarga dan teman- teman dekat, Bersyukur, Optimis

Bagaimana kamu memaknai hidup di tahun 2021?
Tahun 2021 membuat saya lebih menyadari not to take anything for granted. Setiap hari adalah anugerah untuk kita dan selalu harus banyak bersyukur. Tahun 2021 membuat saya lebih banyak ingin membahagiakan dan berbuat baik bukan hanya keluarga tapi juga teman-teman dekat. Try to make someone smile. Walaupun hanya hal- hal kecil.

Saya juga lebih banyak berusaha untuk hidup sehat, makan yang baik, dan olah raga. Karena kesehatan adalah anugerah yang sangat besar. Saya punya anak umur 2 tahun. Saya dan suami saya selalu memastikan kalau dia selalu bisa activity in nature/outdoor untuk mendapatkan udara segar.

Kesan dan pesan kamu setelah melewati 2021?
Tetap jaga diri dan jaga kesehatan di manapun berada. Stay positive. Jangan terbawa stres yang berlarut- larut. Gunakan hidup dengan baik. Always remember things that matter in life.

Adakah keluarga atau teman dekat yang menjadi korban pandemi Covid-19? Ada. Kalau ada, bisa ceritakan sedikit? Beberapa di Indonesia. Salah satu om saya meninggal karena Covid. Istrinya tidak bisa menghadiri penguburan karena sedang di isolasi dan hanya bisa mengikuti acara lewat online.

Salah satu sepupu saya terkena Covid positif tidak mendapat rumah sakit, akhirnya dirawat di rumah dan beberapa saat kemudian meninggal. Heartbreaking. Oleh karena itu tolong jangan sia-siakan kesehatan kita.

Harapan kamu di tahun 2022?
Work, life, balance. Make time and spend time with your loved ones. Connect, reconnect and keep them close to your heart.

Tetap menjaga kesehatan, olah raga, ambil semua kesempatan yang ada. Be grateful, be happy even with a small thing and try to make someone smile. And be kind to each other.

Rita Kinge, Flagstaff Hill 

Tahun 2021 dalam tiga kata: Kasih, Kesehatan, dan Kesempatan. 

Bagaimana kamu memaknai hidup di tahun 2021?
Tahun 2021 memberikan saya pelajaran hidup yang sangat bernilai – bahwa kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari dan hidup adalah kesempatan. Staying positif dan berhikmat sangat penting untuk kesehatan mental.

Kesan dan pesan kamu setelah melewati 2021?
God is great. Kalau bukan karena perlindungan dan pimpinan Tuhan, tidak mungkin saya dan keluarga bisa melalui masa sulit/pandemi ini. Pesan saya, pakailah kesempatan/waktu yang ada untuk melayani sesama dengan talenta dan kemampuan yang kita miliki. Saling memerhatikan dan mengasihi satu dengan yang lainnya, terutama orang-orang terdekat Anda.

Adakah keluarga atau teman dekat yang menjadi korban pandemi Covid-19?
Walaupun tidak ada keluarga atau teman yang terkena Covid-19, tetapi saya berpikir kalau your days are numbered

Harapan kamu di tahun 2022?
Bisa lebih berhikmat dalam melakukan segala hal. Sehat jiwa dan raga sehingga saya bisa lebih lagi melayani sesama dan memberikan yang terbaik untuk Tuhan. Life is too short dan kesempatan tidak akan datang dua kali. Keep positif and be thankful in any situation.

Emilia Molloy, Oran Park

Tahun 2021 dalam tiga kata: Keluarga, Kesehatan, Resilience.

Bagaimana kamu memaknai hidup di tahun 2021?
Tahun yang penuh ujian serta kerja keras. Dinamika hidup yang berbeda dari tahun 2020 semenjak pandemi Covid. Bagiku, tahun 2021 ini membuka cara berpikir lebih kreatif dan kritis, dalam membina keluarga dan perusahaan selama pandemi. Harus bisa memertahankan usaha/bisnis untuk tetap berjalan dan mampu memberikan nafkah penghidupan bagi karyawan biarpun dalam kondisi ekonomi yang sulit.

Meskipun kebebasan beraktifitas keluar sangat dibatasi selama lockdown, aku mampu tetap aktif berolahraga. Biarpun revenue perusahaanku berkurang banyak, dinamika kerja, dan cara pandanganku tidak turun melainkan mampu membuka perspektif baru. Di lain kata, hubungan keluarga menjadi lebih dekat, kesehatan terjaga baik, hubungan dan cara bekerja dengan staf/karyawan lebih dekat dan efektif. Kesulitan dan kondisi yang terbatas membuat kami lebih dekat dan percaya satu sama lain. Covid tidak memberikan dampak buruk saja tetapi juga dampak positif.

Kesan dan pesan kamu setelah melewati 2021?
Feeling more grateful dan lebih resilient terhadap kondisi yang bisa berubah kapan saja. Juga, lebih mawas diri akan kesehatan dan percaya diri, tidak melihat sesuatu hanya dari sisi nyata yang kelihatan saja. Tetapi lebih kritis dan proaktif untuk berani mengambil keputusan yang terbaik.

Adakah keluarga atau teman dekat yang menjadi korban pandemi Covid-19? Ada di Indonesia & di Sydney. Kalau ada, bisa ceritakan sedikit? Mendengar beberapa teman di Jakarta meninggal karena Covid, sungguh membuatku depresi. Terutama mereka yang memiliki komplikasi kesehatan. Siapa yang menyangka?

Di Sydney, teman dekatku dan keluarganya terkena Covid selama outbreak kemarin. Sangat mengejutkan, karena berminggu-minggu kami banyak berdiskusi tentang Covid vaksin dan protokol yang ditekankan pemerintah di sini. Sangat percaya diri terhadap kekebalan tubuhnya, dia tidak mau menerima Covid vaksin dan meremehkan protokol kesehatan. Long story short, pandangan dan sikap seseorang dalam melihat dan menghadapi peristiwa hidup akan menentukan jalan hidupnya.

Harapan kamu di tahun 2022?
Tetap sehat jiwa raga dan diberi kesempatan untuk menikmati berkat hidup, kesempatan berkarya dan memelihara good friendship. Because life is too short to be negative and ungrateful.

 

Jesselyn, Lakemba 

Tahun 2021 dalam 3 kata: Vaksin, Covid, Lockdown.

Bagaimana kamu memaknai hidup di tahun 2021?
Tahun 2021 ini saya belajar untuk lebih bersyukur dan menghargai kebebasan yang adalah anugerah dari Tuhan, apalagi setelah mengalami lockdown di 2021 ini.

Kesan dan pesan kamu setelah melewati 2021?
Kesannya saya mengalami banyak pengalaman menarik selama 2021, merayakan ulang tahun saat lockdown, pergi keluar rumah jadi lebih terbatas, video call dengan teman-teman dan keluarga jadi lebih sering, dan masih banyak lagi. Pesannya untuk selalu bersyukur atas apa yang kita punya, entah itu kesehatan, pekerjaan, keluarga, dan lain-lain.

Adakah keluarga atau teman dekat yang menjadi korban pandemi Covid-19? Ada. Bisa ceritakan sedikit? Om saya yang tinggal di Indonesia sempat terkena Covid-19, seminggu setelah ia vaksin dosis pertama. Dia masuk rumah sakit dan dirawat selama 1 minggu. Puji Tuhan, hanya 1 minggu dirawat di rumah sakit, hasilnya negatif saat dites kembali.

Harapan kamu di tahun 2022?
Saya harap tahun 2022 akan jadi lebih baik lagi, Covid bisa mereda dan berakhir, dan agar orang-orang bisa bertemu kembali dengan keluarga atau teman mereka yang tinggal di kota/negara yang berbeda. 

 

Yerdy, Sydney 

Tahun 2021 dalam tiga kata: Intropeksi diri sendiri.

Kesan dan pesan kamu setelah melewati 2021?
Tahun yang bisa kita maknai untuk rehat sejenak dari hiruk pikuk kehidupan dan berdamai dengan Bumi ini.

Kesan dan pesan kamu setelah melewati 2021?
Kembali lagi kita hanya bisa berencana dan berusaha semaksimal mungkin dan tentunya menjadi pembelajaran kita bersama kesehatan selalu nomor satu.

Adakah keluarga atau teman dekat yang menjadi korban pandemi Covid-19?
Puji Tuhan hampir semuanya aman. Hanya sampai pada fase positif Covid-19 dan setelah melakukan isolasi mandiri dan mengikuti prosedur perawatan yang diinstruksikan semuanya sudah kembali sehat.

Harapan kamu di tahun 2022?
Kita ini kuat kalau kita semua bersama menghadapi segala permasalahan dan jangan lupa terus bersama dengan Tuhan.

 

Sri Garcia, Glebe

Tahun 2021 dalam tiga kata: Merasa hilang waktu hidup kita di dunia. 

Kesan dan pesan kamu setelah melewati 2021?
Harapan saya di tahun 2022 semua orang sembuh dan sehat kembali.

Adakah keluarga atau teman dekat yang menjadi korban pandemi Covid-19?
Saudara ada 4 orang, semua kena Covid-19, tapi puji Tuhan mereka bisa sembuh kembali. Saya sendiri tetap waspada, selalu tidak ketinggalan masker dan cuci tangan.

Harapan kamu di tahun 2022?
Marilah kita berdoa meminta yang terbaik untuk semua umatnya.

 

Ninik Fadeli, Belmore

Tahun 2021 dalam 3 kata: Tahun yang (sangat) menyedihkan.

Bagaimana kamu memaknai hidup di tahun 2021? Memang sangat membosankan harus stay at home karena lockdown, tapi tetap selalu bersyukur pada Tuhan karena saya dan keluarga semua tetap sehat.

Kesan dan pesan kamu setelah melewati 2021?
Semua orang harus divaksin supaya nggak terkena Covid.

Adakah keluarga atau teman dekat yang menjadi korban pandemi Covid-19?
Tidak ada.

Harapan kamu di tahun 2022?
Semuanya kembali normal, kita bisa ke community lagi dan semoga Covid nggak ada lagi. [IM]

Previous articlePerahu-Perahu Menembus Sydney Festival 2022
Next articleAnnual General Meeting IBC Australia