Terkesan Sadis, Apakah Memang Ada Manfaatnya?
Secara teknis, kerokan cukup sadis. Daerah punggung yang luas seolah leluasa untuk “digarap” dengan koin bersisi lebat (biasanya koinnya agak berat) atau bawang merah yang dibelah dua dan dicelup minyak atau balsem. Dengan gerakan kiri ke kanan, koin menekan kulit. Kalau belum merah, belum afdol. Ah, dari mana, sih, asal muasal tradisi ini?
Ada yang nggak bisa berpisah dengan kerokan; kalau belum dikerok, belum enak badannya. Ada yang sama sekali anti dikerok. Gila ini! Kulit dikerok sampai membara!
Dan, bukan orang Indonesia namanya kalau nggak kenal dengan pengobatan khas ini.
Menurut Alo Dokter, kerokan merupakan salah satu terapi alternatif tradisional yang
sering digunakan di negara-negara Asia, termasuk di Indonesia. Nah, jadi, bukan Indonesia saja yang mengenal kerokan. Terapi menggunakan alat khusus atau koin yang digosokkan pada permukaan kulit ini juga ditemukan di Tiongkok. Oleh masyarakat Tiongkok, kerokan disebut gua sha. Saat ini, gua sha sangat tren untuk peremajaan wajah.
Badan lebih enak setelah dikerok?
Menurut Alo Dokter, kerokan dipercaya dapat meringankan keluhan pegal, lemas,
dan linu pada badan. Koin atau alat yang digosokkan akan membentuk garis-garis atau bintik-bintik kemerahan di kulit yang biasanya hilang setelah 2-4 hari Gesekan koin dan alat-alat tersebut sebenarnya melukai atau memecahkan pembuluh darah yang berada
di bawah kulit. Proses ini memunculkan garis-garis kemerahan yang secara medis
disebut petechiae atau ekimosis.
Secara tradisional, teknik ini dipercaya dapat melancarkan aliran darah atau energi
yang disebut “chi”, serta mengurangi peradangan yang dipercaya menjadi sumber rasa nyeri dan pegal. Proses penyembuhan penyakit juga dipercaya akan berjalan lebih cepat dengan teknik ini. Koin dapat digosokkan pada punggung, bokong, lengan, dan kaki.
Bagaimana Pendapat Medis?
Beberapa penelitian menduga bahwa teknik ini menghasilkan efek antinyeri,
antiradang, dan meningkatkan kinerja sistem kekebalan tubuh. Sayangnya, penelitian ilmiah yang meneliti manfaat kerokan dari sisi medis ini masih sangat terbatas.
Berikut adalah beberapa manfaat kerokan yang sudah ditelaah secara medis:
1. Meredakan sakit kepala dan migrain
Kerokan diduga dapat melancarkan aliran darah dalam tubuh,
sehingga membantu meringankan sakit kepala.
2. Meringankan nyeri leher
Suatu penelitian menunjukkan bahwa terapi kerokan dapat meringankan
nyeri di leher, meskipun efek ini berlangsung cukup singkat.
3. Mengurangi pembengkakan payudara akibat menyusui
Satu penelitian berskala kecil menunjukkan bahwa kerokan dapat mengurangi pembengkakan payudara pada ibu yang baru melahirkan, sehingga menyusui
jadi lebih mudah.
4. Mengurangi nyeri punggung bawah
Menurut suatu penelitian, kerokan bermanfaat untuk mengurangi keparahan nyeri punggung bawah serta memudahkan penderitanya untuk kembali beraktivitas.
Namun, efektivitas dan keamanan terapi kerokan ini belum diketahui pada nyeri
punggung bawah yang disebabkan oleh cedera, saraf terjepit, kelainan bentuk tulang belakang, penyempitan tulang belakang, penyakit rematik, dan tumor atau kanker.
Jangan dikerok kalau…
Jika Anda mengalami kondisi medis, seperti gangguan pembekuan darah, diabetes,
daya tahan tubuh yang lemah, dan sedang mengonsumsi obat pengencer darah,
sebaiknya hindari kerokan.
Meski terlihat mudah dan siapa pun bisa melakukan kerokan, sebaiknya, kerokan
dilakukan oleh pemijat atau praktisi akupunktur yang memiliki kompetensi untuk
terapi ini agar terhindari dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Selain itu, kebersihan alat yang digunakan untuk mengerok juga perlu diperhatikan
agar tidak terjadi infeksi pada kulit. Jika setelah kerokan, muncul masalah pada kulit, seperti rasa perih, bekas kerokan tidak kunjung hilang, atau infeksi, sebaiknya segera periksakan ke dokter. [IM]