Modelling berhasil mentransformasi Paula Verhoeven menjadi sosok pekerja keras dan berpendirian kuat. Pahit getir penolakan yang sempat dirasakannya saat mulai merintis karir ke dunia yang terkesan glamor ini membuatnya belajar bahwa penolakan bukanlah sebuah kemunduran, tapi sebuah kesempatan untuk mengembangkan kapasitas diri dan juga kebesaran hati. Ditemui di sebuah kesempatan saat sedang mengisi sebuah acara fashion show, model yang memiliki tinggi 183 cm ini memancarkan raut wajah yang ramah, jauh dari kesan sombong. Binar matanya menyiratkan sebuah cerita panjang tentang semangat pantang menyerah yang tersimpan rapi dalam jiwanya.
Berangkat meniti karir dari nol, wanita yang merupakan sulung dari 3 bersaudara ini telah berhasil masuk dalam jajaran model papan atas Indonesia dan telah dipercaya untuk tampil dalam berbagai peragaan busana desainer top tanah air. Meski pencapaian sukses karir telah diraihnya di jagat modelling, model asal Semarang ini menyimpan sebuah cita-cita dan rencana untuk memiliki sebuah sekolah modelling sehingga dapat berbagi ilmu dengan lebih banyak orang.
Seperti apa aktivitas kamu sehari-hari?
Kesibukan aku sehari-hari modelling, dan kemarin kebetulan aku baru saja pulang dari Sydney kan untuk melakukan photoshoot dan video untuk Crown Group.
Bagaimana pengalaman bekerja sama Crown Group?
Sangat bangga dan I feel honored banget bisa bekerja sama dengan Crown Group dan saya berharap dapat memberikan kontribusi dan value yang positif.
Apakah sejak kecil kamu sudah tertarik menjadi model?
Dulu itu awalnya, aku gara-gara dari kecil tinggi. Dan nyokap sekolahin aku modelling biar aku percaya diri karena aku kan paling tinggi dibanding anak-anak yang lain seumuran aku. Jadi suka diejek-ejek dan aku jalannya jadi suka bongkok. Pas sekolah modelling itu, aku membangun kepercayaan diri kayak diajarin jalan tegak, dan segala macam. Aku juga suka dikirim untuk ikut lomba, ternyata aku senang ngerasa tertarik juga dan akhirnya ya modelling ini aku jadiin profesi.
Apa tantangan yang kamu hadapi dari profesi ini?
Tantangannya lebih kepada saat prakteknya itu sendiri. Seperti mungkin, kadang-kadang bajunya yang terlalu panjang, berat, atau medannya (maksudnya panggung) agak licin. Lalu biasanya juga ada sepatu yang tinggi sekali. Tapi hal-hal seperti itu aku jalanin sebagai proses, dalam arti sebagai pembelajaran jadi setiap kali aku mau show aku belajar gimana cara menghandle hal-hal atau kondisi seperti yang aku sebutkan tadi.
Seperti apa sih cara kamu menghadapi tantangan tersebut?
Aku practice sebelum aku tampil. Biasanya saat aku sudah pakai bajunya, aku latian gimana cara jalannya atau saat fitting, dari situ sudah mulai bisa dipikirin kalau bajunya seperti ini gimana ya cara menghandlenya. Jadi memang sudah dipersiapkan sebelumnya.
Hal istimewa apa kamu rasakan dari profesi ini?
Banyak. Dari pekerjaan ini aku jadi banyak kenal orang, banyak teman. Aku juga bisa bekerja sambil jalan-jalan. Aku bisa pergi ke pelosok-pelosok Indonesia karena kita suka show batik-batik, mengexplore batik, dan dari situ aku jadi banyak pengetahuan. Seperti jadi tahu kalau di Papua itu punya batik padahal sebelumnya aku tidak pernah terpikir Irian Jaya punya batik. Selain itu, aku bisa ke keliling dunia, kayak Eropa, Asia, dan kemarin dapat kesempatan juga ke Australia buat pertama kalinya. Kayak pas ke Australia itu, aku jadi mengenal karakter orang di sana. Orang-orang di Australia ramah, culturenya juga bagus, udaranya bersih, aku enjoy dan betah di sana.
Saat menjalani profesi ini, apakah kamu pernah mengalami penolakan?
Pernah. Dan saat itu terjadi, yang aku jaga adalah mindset aku karena di otak aku. Aku selalu menjaga untuk tidak berkecil hati karena sebenarnya musuh terbesar itu kan diri kita sendiri jadi kalau kita punya pikiran negatif, kecil hati, menyerah, ya kita ngga akan bisa maju. Seperti misalnya saat aku tidak diterima untuk sebuah show, aku berpikir itu bukan karena aku jelek. Aku berpikirnya mungkin bahwa aku bukan yang dibutuhkan di brand tersebut. Jadi ya ngga masalah.
Hal apa yang diperlukan untuk bertahan di industri modelling?
Yang pertama, model itu yang pasti harus jaga badan. Yang kedua adalah sikap. Attitude itu penting banget karena attitude itu harus dipraktekan dalam keseharian, tidak hanya saat berhadapan dengan klien. Kita berbuat baik seharusnya ngga dengan fotografer saja, lalu sama yang lain seperti dengan make up artist jadi asal marah-marah, kan ngga boleh seperti itu. Jadi untuk aku, attitude itu penting banget.
Kamu sempat bermain film, apa yang membedakan modelling dengan main film?
Kesenangannya beda. Kalau main film, aku merasa ada suatu sisi hal yang baru jadi pas ada film baru lagi yang kebetulan cocok, aku kayak excited dan mulai menikmati. Aku enjoy sih di film. Film itu sesuatu hal yang baru buat aku dan masih banyak yang aku harus belajar juga.
Pilih film atau modelling?
Ngga bisa, karena modelling itu sudah hari-hari aku dan seperti kebutuhan dan keseharian, sedangkan di film sesuatu yang baru dan mungkin bisa dijadikan sebagai profesi juga. Jadi kalau disuruh pilih, aku ngga bisa karena dua-duanya saling terkait.
Saat lagi senggang, biasanya apa yang kamu lakukan?
Aku suka nonton film atau nge-gym. Aku suka ikut olahraga. Aku suka ikut kelas.
Seberapa penting arti quality time atau me time untuk kamu?
Itu penting banget buat aku. Quality time aku di gym. Di situ aku benar-benar jadi diri aku sendiri karena buat aku daripada kita misalnya lagi stres trus ngelakuin hal-hal yang negatif, lebih baik ke hal-hal yang positif which is kalo buat aku kayak angkat beban, jadi bisa release kepenatan ya di gym. Di gym, aku bisa ngelakuin banyak hal juga. Dan setelah nge-gym, aku biasanya sauna, maskeran rambut, luluran.
Apa arti sukses untuk kamu?
Selama kita puas dan melakukan yang terbaik dari diri kita sendiri. So, success its not about being better than someone else. Its about being better than you used to be.
Sosok yang mempengaruhi perjalanan karir/hidup kamu?
Orangtua dan keluarga, karena dari mereka basic agama itu ditanamin dan juga kedisiplinan.
Tiga kata yang menggambarkan diri kamu?
Independent, shy, simple.
Tips untuk mereka yang ingin berkarir di dunia modelling?
Jangan pernah berhenti belajar. Sebagai model, kita harus proaktif dalam segala sesuatu, contohnya waktu aku gemuk, aku cari tahu gimana caranya buat kurus, aku cari informasi. Pokoknya explore sesuatu membuat kita jadi lebih baik terus. Kita juga jangan mudah menyerah dan berkecil hati.
——————————–
Paula can’t live without:
1. Handphone
2. Dompet
3. Lipstik
4. Parfum