Hit & Miss of 2024

102
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail


Sejak kecil aku gemar konsep memanah. Ketika aku menonton atau membaca tentang seorang tokoh yang jago memanah, dia pasti akan menjadi tokoh favoritku. Sayangnya, sebagai anak kota, aku jarang sekali mendapat kesempatan untuk berlatih memanah. Aku masih ingat salah satu liburan keluarga ke Puncak. Hotel yang kami sedang kunjungi memiliki aktivitas memanah. Aku kesenangan! Di pikiranku, aku akan terlihat seperti para pemanah di film-film favoritku yang menarik benang busur dengan ringan dan melepaskan anak panah yang meluncur lurus ke sasarannya.

Aku mengangkat busur dan menarik benangnya… dan benangnya hanya melengkung sedikit. Belum sampai satu menit, lenganku sudah lelah mengangat busur kayu yang berat. Ayahku menyemangatiku, dan akhirnya aku setuju untuk menerima bantuannya untuk memegang ujung busur agar lebih ringan dan stabil untukku. Aku menarik benangnya sekuat mungkin, dan akhirnya melepaskan anak panah.

Panah terbang menuju sasaran… dan jatuh ke tanah. Oh! “Tidak apa-apa, coba lagi,” ayahku menganjurkan. Aku coba lagi. Dua kali, tiga kali, lima kali, delapan kali…
lenganku sudah kelelahan, tetapi aku terus mencoba… sampai tiba-tiba, anak panahku terbang cepat melintasi udara… dan menusuk sasaran tepat di tengah! Aku sampai tidak percaya! Aku meloncat-loncat dan menjerit kegirangan. Ayahku juga langsung ketawa dan memberikanku tos. Walaupun setelah itu panah-panahku tidak menancap tepat sasaran, aku masih merasa sangat gembira.

Setiap tahun baru rasanya seperti kompetisi memanah. Setiap orang sedang berusaha untuk berlatih dan melepaskan panah masing-masing untuk mengenai sasaran yang
kita inginkan, yang kita pikir harus dicapai.

Tahun ini mulai di Hong Kong Disneyland bersama adik dan pasanganku. Dalam kegirangan kami, aku langsung berpikir bahwa 2024 akan menjadi tahun yang indah dimana segala kerja kerasku akan memberikan hasil yang aku inginkan. Aku penuh dengan antisipasi akan petualangan menulis yang menantikanku di tahun ini, keseruan kerja dalam bidang yang aku suka, menghidupkan kembali persahabatan dengan teman-teman yang sudah lama tidak bertemu.

Namun, 2024 hendak melepaskan cuaca kehidupan yang berbeda dengan ramalanku.

Pulang dari Hong Kong Disneyland, aku menerima kabar bahwa salah satu teman dekatku meninggal. Masih muda, hanya beberapa tahun lebih tua dariku, dan bagaikan seorang kakak bagiku. Shock. Rasanya aku baru saja melepaskan panah pertama untuk mengenai sasaran tahun yang baik, dan sudah ada panah menyimpang yang menabrak panahku, yang membuatnya jatuh ke tanah jauh dari papan sasaran. Sudah ada angin kuat yang membuatnya keluar jalur, sudah ada hujan es yang membenturinya. Aku kembali ke Sydney dengan hati yang berat, pedih dan kebingungan. Semua harapan-harapanku
untuk tahun ini tiba-tiba terlupakan.

Beberapa bulan kemudian, aku mendapatkan kabar buruk lagi: seorang anak kelas
lima terjatuh ke dalam sungai saat berlibur dengan keluarganya di Selandia Baru dan ketika mereka akhirnya berhasil menariknya kembali ke tepi sungai, sudah terlambat. Salah satu anak sekolah mingguku adalah sepupunya, dan beberapa anak-anak di
kelas sekolah mingguku juga merupakan teman sekolahnya.

Tiba-tiba, aku merasa tercemplung dalam situasi yang jauh di luar jangkauanku. Bagaimana caranya membantu membimbing anak-anak ini melalui tragedi yang seharusnya mereka tidak mengalami pada umur semuda itu? Bagaimana cara mendukung keluarga mereka juga ketika aku masih bergumul dengan rasa duka sendiri?

Aku berusaha memperlihatkan kepedulianku dan membantu mereka sebisa mungkin,
tetapi rasanya seperti berusaha melepaskan anak panah untuk menancap pada sasaran… sementara busur terlalu berat untuk diangkat, sementara benang busur terlalu ketat untuk ditarik dengan tenagaku yang terlalu lemah. Aku merasa seperti seorang pemanah yang tiba-tiba kehilangan keahliannya untuk memanah.

Dalam ketajaman duka yang satu-satunya panah yang masih bisa terbang dalam semua ini, aku mendapatkan sebuah mimpi. Di dalam mimpiku, temanku yang meninggal berada di depanku, senang dan sehat. Dia mengatakan bagiku bahwa semuanya tidak apa-apa. Aku memeluknya erat, dan langsung merasakan bahwa segala hal akan menjadi baik lagi. Ketika aku bangun tidur, aku kira akan merasa pedih lagi tetapi malah merasakan kedamaian yang tidak masuk akal.

Di hari-hari berikutnya, setiap kali aku ditarik oleh arus kesedihan, aku mengingat
kembali mimpi itu dan langsung merasakan kedamaiannya lagi. Dari segala panah-panah tak terduga yang menerpa hidupku tahun ini, aku tentunya tidak mengantisipasi panah kedamaian dan pengharapan yang menembus hatiku. Aku tidak sangka bahwa panah-panah kedamaian akan berhasil mengenai sasaran yang selama ini aku gagal mengenai meskipun telah bersusah payah berlatih dan bekerja keras untuk menarik benang busur dan mengasah sasaranku.

Ternyata, panahku tidak cukup kuat untuk bertahan melawan angin dan hujan es. Ternyata, aku tidak cukup kuat untuk memberikannya daya yang cukup untuk menancap papan sasaran. Dan, ternyata, itu tidak apa-apa karena ada pemanah yang jauh lebih
kuat dariku. Ada anak panah yang pasti akan selalu tepat sasaran. Aku tidak perlu mengandalkan keahlianku sendiri. Ketika aku kelelahan, ketika aku menghadapi
kepedihan yang tak bisa dipaham, aku bisa meletakkan busur dan panahku dan
istirahat dalam kedamaian yang aku telah terima.

Itulah tahun 2024 bagiku. [IM]

Previous articleStormy Cotton Candy Clouds
Next articleHoliday Season is On and Strong!