Bagaimana kumpul keluarga yang walau sekota tapi sibuk bekerja dan berkeluarga? We feel you! Itu sebabnya INDOMEDIA ngobrol dengan Handy.
Lima tahun yang lalu, Handy Liu pindah dari Jakarta ke Australia untuk mencoba peruntungan setelah bisnis di Indonesia gulung tikar. Setelah mencoba beberapa hal,
pria berumur 36 yang gemar main futsal, main game dan memasak ini akhirnya menemukan panggilannya sebagai seorang koki di Rumah Makan Petok-Petok yang berlokasi di Mandarin Centre, Chatswood.
Di waku luangnya, Handy juga menjadi posisi ketua dalam sebuah klub futsal yang anggotanya kini berjumlah lebih dari 200 orang. Handy bertutur tentang kehidupan
yang sibuk dan tetap menjaga keluarga tetap harmonis.
Halo Ko Handy, bisa ceritakan kapan pertama kali pindah ke Australia dan mengapa memilih Australia? Apakah langsung ke Sydney atau sempat tinggal
di kota-kota lain juga?
Halo, aku pertama kali ke Australia itu tahun 2019, pilih ke Australia karena ada banyak teman dan ada saudara juga. Aku sempat tinggal tiga bulan di Newcastle ketika masih pakai visa turis.
Pekerjaan hanya jadi cleaner. Tapi, nggak betah kerja dari jam 6 sore sampai sampai jam 8 pagi. Habis pulang kerja tidur. Jadi aku pilih balik ke Sydney karena lebih banyak teman. Dan begitu ganti ke student visa aku cari kerjaan yang lebih baik. Contohnya sekarang jadi koki di Rumah Makan Petok-Petok.
Iya, ada cici dan adik aku, dan juga ada anak satu umur 6 tahun. Dulu, setiap seminggu sekali pasti ketemu mereka karena day-off-nya sama. Tapi, selama tiga tahun terakhir, kami susah banget ketemu sudah berbeda hari liburnya.
Cici adalah barista di sebuah kafe. Dia sudah menikah dan punya bayi, jadi lebih banyak menghabiskan waktunya dengan keluarganya sendiri, sedangkan adikku bekerja sebuah supermarket dan warehouse. Aku bertemu dia hanya di hari Rabu karena futsal bareng.
Selama 5 tahun ini, aku baru dua kali saja, sih, balik ke Jakarta. Iya, nggak terlalu sering. Mungkin karena orang tua juga sering liburan ke Sydney.
Makanan Indonesia apa yang Ko Handy paling kangen ketika sedang tinggal
di Sydney? Ketika balik ke Indonesia, restoran atau makanan apa saja yang
Ko Handy pasti selalu kunjungi/makan?
Wah, yang paling aku pengen makan adalah pecel ayam, bakso abang. Pas balik ke Indo, yang aku pasti kunjungi adalah Seafood Kalimati, itu the best banget ha..ha.. Dan, makanan yang ada di pinggir jalan juga lebih enak menurutku.
Kapan Ko Handy kerja sama Rumah Makan Petok-Petok dan apa yang membuat Ko Handy tertarik dengan pekerjaan ini?
Aku memang hobi masak dan suka mencoba bikin menu baru. Jadi, aku senang jadi koki sekarang. Aku mulai kerja dengan Petok-Petok sejak awal buka, tahun 2020, sampai sekarang.
Apa menu-menu baru yang Ko Handy ciptakan atau belajar untuk masak dalam beberapa tahun ini? Hidangan apa yang Ko Handy paling suka masak?
Aku paling suka makan pedas jadi, aku selalu coba buat sambal haha… Kadang, aku juga masak tumis-tumisan yang jarang ada di sini, seperti ayam goreng saos mentega atau terasi.
Apakah Ko Handy pernah mendirikan bisnis sebelumnya?
Iya, aku dulu juga ada restoran di Indonesia. Nama restorannya Seblak Jeletot Mpok Adek. Dulu sempat viral dan masuk Line juga. Tapi, abis itu mulai sepi, makanya aku tutup dan terbang ke Australia untuk coba peruntungan lain. Sedih juga sih, sudah 3 tahun buka bisnis. Tapi, dagang di Indo seperti itu, ketika viral banyak bisnis, lalu habis itu sepi.
Sudah pasti orang tua. Orang tuaku, walaupun sekolah tidak lulus, tapi bisa menyekolahkan anaknya sampai lulus dan tidak lepas tanggung jawab. Aku yang lulus sekolah dan sudah bekerja saja belum bisa seperti orang tuaku.
Untuk generasi berikutnya, hindari dugem dan jangan berjudi agar bisa membahagiakan orang di sekitarmu.
Bagaimana pengalaman Ko Handy dalam mencari komunitas Indonesia di Sydney? Apakah ada saran bagi orang Indonesia yang ingin mencari komunitas
di Australia?
Awalnya, aku suka ikut olahraga futsal di Sydney. Tapi karena jam futsal tidak cocok dengan jam off-ku, akhirnya aku membuat komunitas futsal sendiri dan aku ketua futsal
di hari Rabu.
Awalnya, aku invite teman-teman yang dekat dengan tujuan menjaga kesehatan dengan olahraga. Lama-kelamaan, dari mulut ke mulut, komunitas ini berkembang karena semakin banyak orang yang berminat ikut. Kadang, ada yang baru datang dan bertanya ingin olahraga di The Rocks. Teman-teman yang lain menawarkan main di hari Rabu.
Sekarang, member kami sudah sampai dua ratusan orang. Kadang kalau datang sampai
40 orang, dan terlalu ramai, kami sampai pesan dua court. Selesai futsal, kadang kami makan bareng juga. Kalau ada member yang lagi butuh kerja, ada saja teman futsal yang bisa bantu. Jadi, kami benar-benar saling membantu, nggak hanya futsal saja. Kami sudah kayak keluarga. [IM]