Fenomena Dokter Online: Yang Aman Vs Yang Tipu-Tipu

985
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

Berkembang pesatnya teknologi tak ayal membuat banyak kemajuan positif di Indonesia. Salah satu bukti kemajuan teknologi adalah kemudahan akses internet di mana pun.

Lewat internet, kita bisa mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan, termasuk soal kesehatan. Tinggal meng-google di internet tentang keluhan yang kita alami, lalu semua hal terkait pencarian akan dengan mudah ditemukan, mulai dari laman berbahasa Indonesia, Inggris, Prancis, dan lainnya. Pendek kata, informasi ada di tangan kita.

Nah, bicara soal kesehatan dan penyakit, perkembangan teknologi memunculkan adanya fenomena dokter online di ranah ini. Dokter online sendiri merupakan dokter yang ada di dunia online alias internet.

Tak Perlu Bikin Janji dan Antre
Dengan adanya dokter online, kita tak perlu lagi mencari waktu tertentu hanya untuk membuat janji temu dengan dokter yang diinginkan, mengantre sampai giliran ketemu dokter tiba, dan bertatap muka dengan sang dokter. Namun kini, dengan kehadiran internet yang super canggih, kita tak lagi perlu melakukannya. Dengan berbagai aplikasi dokter online kita bisa dengan mudah berkomunikasi dan berkonsultasi dengan dokter yang diinginkan.

Di satu sisi, aplikasi dokter online ini dianggap bisa membantu orang–orang yang sibuk dan tak punya waktu banyak karena pekerjaan. Selain itu, aplikasi dokter online ini juga dianggap lebih praktis karena kita tak perlu izin sakit ke kantor, melewati beragam kemacetan jalan raya, dan lainnya. Tak heran kalau pada akhirnya banyak orang yang memilih untuk menikmati salah satu dari fasilitas kemajuan teknologi ini.

“Sekarang kalau orang sakit yang pertama kali dilakukan adalah mencari tahu kira-kira penyakitnya apa yang bisa dilihat dari gejalanya. Sekarang sudah banyak yang mengandalkan mesin pencari,” kata praktisi Teknologi Sektor Publik, Tony Seno Hartono dikutip dari Liputan6.com.

“Teknologi kesehatan digital telah menyediakan layanan yang simpel, menyenangkan, dengan visual yang menarik, dan dilengkapi dengan user experience yang menyenangkan,” ungkap Jeffrey Wessler, penemu perusahaan kesehatan digital bernama Heartbeat dikutip dari Detikinet.

“Hal-hal seperti ini masih absen pada kunjungan konvensional ke dokter, jadi pergi ke dokter sampai sekarang masih dianggap sebagai pengalaman yang kurang menyenangkan bagi pasien,” lanjutnya

Apa yang mendasari para dokter akhirnya mau membuat konsultasi online mereka sendiri melalui berbagai situs atau blognya?

Plus Minus
“Di tempat praktik sering terbatas waktu dan orang tua lupa yang hendak ditanyakan. Tapi di online, orang tua bisa berpikir dulu dan belajar dari yang lain,” kata Dr Ariani Dewi Widodo dari www.tanyadok.com dikutip dari Tempo.

Demi alasan kepraktisan bagi orang yang tak punya banyak waktu, dokter online baik lewat aplikasi atau konsultasi website pun bisa menjadi bahan pertimbangan dan pertolongan pertama ketika sakit.

Di luar negeri, khususnya di Eropa dan Amerika, dokter online memang sudah menjadi sebuah hal yang biasa. Para pasien bisa berkonsultasi dan melakukan tanya-jawab dengan dokter online melalui web cam atau sekadar lewat chat.

Namun bak pisau bermata dua, tak selamanya fenomena dokter online hanya memberi manfaat positif. Ada beberapa hal negatif yang menyertai fenomena ini.

Pada dasarnya aplikasi dokter online ditujukan untuk membantu masyarakat mendapatkan saran dan pertolongan pertama. Tak cuma itu, dokter online juga dipakai untuk membuat pasien lebih nyaman berkonsultasi karena rumah sakit atau klinik dokter masih dianggap sebagai tempat yang menyeramkan.

Penyedia aplikasi kesehatan digital perlu bekerjasama dengan klinik dan rumah sakit. Penyedia aplikasi tak bisa hanya fokus untuk membuat pengalaman yang di luar pelayanan kesehatan tradisional, tapi juga urusan medisnya.

Kekhawatiran terbesar para ahli medis apabila kesenjangan ini tidak segera diatasi adalah solusi yang disediakan oleh teknologi kesehatan digital malah akan makin merenggangkan hubungan antara pasien dan penyedia layanan medis konvensional.

Selain itu, banyaknya aplikasi dokter online juga membuat kita harus waspada. Ketika tak bertemu secara langsung, ada banyak hal yang mungkin terjadi, termasuk salah satunya penipuan. Bisa jadi ada orang iseng yang ingin mendapat keuntungan dengan berpura-pura menjadi dokter dan memberikan analisis kesehatan yang salah. Kita juga harus cerdas dengan memastikan dokter yang melayani konsultasi kita memang memiliki kompetensi sesuai bidangnya.

Hal itu berarti dokter yang bergabung dalam aplikasi konsultasi seharusnya juga memiliki surat tanda registrasi dan surat ijin praktik.

Tidak Boleh Mendiagnosa
Ketua Ikatan Dokter Indonesia Daeng Faqih menyarankan dokter online hanya melakukan tindakan promotif dan preventif, bukan diagnosis.

Untuk mendiagnosis suatu penyakit butuh kehadiran fisik pasien dan pengecekkan langsung dari dokter.

Langkah yang disarankan ketika sakit adalah melihat gejala dan berkonsultasi awal lewat dokter online.

“Nanti bisa tergambar apakah keluhan itu perlu dikhawatirkan atau ternyata sakit yang diabaikan ternyata gawat,” katanya.

Dari keluhan tersebut, nantinya dokter online akan memberi rekomendasi apakah harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke klinik atau tidak.

“Konsultasi dengan dokter lewat aplikasi adalah kontak pertama atau proses awal agar masyarakat bisa mengetahui kondisinya dari sumber yang benar, bukan asal mencari di internet,” ujar Faqih.

Hal senada diungkapkan oleh dokter Jessica Florencia dari Klikdokter. “Untuk bisa memberikan diagnosis itu kan kita harus bertemu secara fisik. Tanya dulu ke pasien dijawab lalu ditanya lagi lalu pemeriksaan fisik lanjut pemeriksaan diagnostik,” tuturnya.

“Tidak ada pemeriksaan fisik, jadi bisa tidak tepat diagnosisnya. Tetap kami sarankan untuk berkunjung ke dokter untuk periksa,” tuturnya. [IM]

Previous articleSusu Almond Bikin Kulit Sehat
Next articleRedmi 7A – Smartphone Terjangkau Dengan Baterai 4.000Mah