Ternyata, nun di Perth sana, seorang jago Wushu Tanah Air tengah menikmati aktivitasnya sebagai seorang kitchen hand. Memasuki tahun keduanya di Australia, peraih medali emas di ajang Asian Junior Wushu Championship 2012 yang diselenggarakan di Laos ini berhasil ‘ditangkap’ INDOMEDIA untuk berbincang santai.
Menurut Wikipedia, Eric Losardi lahir di Medan, 18 September 1992. Ia adalah seorang atlet wushu Indonesia yang berasal dari Sumatra Utara. Eric telah mencatat berbagai prestasi saat mewakili Sumatra Utara dan Indonesia sebagai atlet muda wushu di berbagai kejuaraan nasional maupun internasional.
Meski masih muda dan berpeluang berprestasi lebih tinggi, Eric sudah menyatakan pamit sebagai atlet. Ia menutup karier atletnya dengan meraih medali emas dari nomor DuiLian di Pekan Olahraga Nasional 2016 Bandung, Jawa Barat. Prestasinya itu menjadikannya Triple Gold Medalist. Ya, Eric sukses meraih emas di Pekan Olahraga Nasional tiga kali berturut-turut, yaitu 2008, 2012, dan 2016.
Mengapa mundur di usia muda? Ternyata, atlet wushu umumnya pensiun di usia 25 sampai 30 tahun. Setelah itu, Eric memulai kariernya di dunia pelatih di Riau yang kemudian dilaluinya dengan manis. Berkat tangan dinginnya, Propinsi Riau menempati posisi ke-12 di Bali International Kungfu Championship 2018 dengan raihan 4 emas, 2 perak, dan 3 perunggu. Well done!
Kini, Eric tengah mempersiapkan sebuah dunia yang baru dan yang lebih tenang, mungkin? Mari kita simak bincang-bincang Indomedia dengan Eric.
1. Bagaimana kamu bisa mengenal olahraga wushu?
Sejak berusia lima tahun diperkenalkan oleh nenek. Soalnya, di rumah, saya terlalu aktif saat masih kecil, jadi diberi kegiatan olahraga di luar biar pulang rumah nggak lasak.
2. Kamu mengenal wushu sejak usia kecil. Masih ingat suka dan dukanya berlatih wushu saat itu?
Masih ingat jelas. Jadi, menurut pengalaman saya, salah satu dukanya adalah susah berkumpul dengan keluarga semasa saya kecil, karena dari kecil sudah tinggal di Yayasan Kusuma Wushu Indonesia bareng senior-senior. Saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk latihan daripada berkumpul dengan teman-teman atau jalan-jalan. Sejak SD sampai SMA kelas 1, saya nggak pernah keluar untuk main dengan teman-teman.
3. Apakah cita-cita kamu sedari kecil menjadi atlet wushu? Atau punya impian lainnya?
Dari kecil, sih, cita-citanya mau jadi aktor film, nggak pernah terpikir untuk jadi atlet wushu. Tapi, seiring waktu, saya rutin latihan dan dipilih oleh pelatih China untuk mengikuti tim inti pada saat itu.
4. Siapakah idola kamu saat itu?
Bruce Lee, Jet Lee
5. Beranjak remaja dan dewasa, bagaimana kamu menyeimbangkan dunia wushu dan kehidupan di luar?
Jadi, program latihannya itu dua kali sehari. Seminggu latihan enam hari: Senin – Sabtu. Otomatis, saya hanya punya waktu luang untuk menikmati kehidupan di luar hanya di hari Minggu.
6. Apakah kamu tipikal atlet yang sangat disiplin terhadap jadwal latihan? Atau sesekali mangkir?
Lebih tepatnya, sih, dua-duanya. Saya disiplin latihan dan juga sesekali mangkir, karena wushu itu latihannya harus benar-benar fokus dan menggunakan perasaan. Sesekali ada masanya ketika saya nggak bisa fokus dengan latihan. Nah, di situlah saya mangkir. Hahaha
7. Apakah cita-cita kamu mengalami perubahan?
Sampai sekarang masih ingin menjadi aktor, meskipun sudah tidak aktif di dunia wushu lagi.
8. Bertanding di sana-sini tentunya memperluas wawasan kamu. Kira-kira apa yang ingin kamu tambahkan pada diri kamu sendiri selain tentunya tetap menjadi aktif di wushu?
Hmm.. Ilmu memasak, biar saya bisa masak untuk keluarga saya. Hahaha
9. Bagaimana rasanya menjadi atlet penyumbang medali emas?
Tentunya bangga, bahagia, dan senang. Tapi, tidak boleh angkuh.
10. Bagaimana kamu bisa tinggal di Australia? Sudah berapa lama?
Ini adalah tahun kedua saya tinggal di Australia menggunakan visa Working Holiday Visa.
11. Apa makanan favorit kamu?
Pizza
12. Bagaimana kamu melihat diri kamu 10 tahun ke depan?
10 tahun ke depan, mungkin saya akan menjadi lebih pendiam. Hahahaha [IM]