Tidur sama halnya dengan makan, merupakan salah satu aktivitas terpenting untuk kesehatan manusia. Dengan tidur, kita tak hanya merasa lebih berenergi tetapi juga memiliki suasana hati yang baik untuk kemudian bisa memulai aktivitas dengan baik pula. Tapi, ngomong-ngomong soal tidur nih, pernah nggak sih kita bertanya-tanya apa sebenarnya yang terjadi pada kita saat kita tertidur, khususnya pada tubuh dan otak kita? Ikut tidurkah mereka?
Usut punya usut, baik tubuh maupun otak ternyata tak sepenuhnya melakukan hal serupa. Otak misalnya, bahkan tetap bekerja dan kerja saraf-saraf yang ada didalamnya hampir sama dengan ketika kita bangun dan melakukan aktivitas. Lantas, apa saja yang dilakukannya (otak) hingga ia begitu sibuk? Banyak, mulai dari membuat keputusan, membuat koneksi kreatif, menghapus racun, belajar dan mengingat bagaimana melakukan tugas-tugas fisik hingga menciptakan dan menggabungkan kenangan.
Nah, untuk kegiatan terakhir ini sangat erat hubungannya dengan fungsi otak sebagai pusat kecerdasan. Untuk diketahui, saat kita sedang tidur, otak akan sibuk membentuk kenangan baru, memperkuat kenangan yang lebih lama, dan menghubungkan dengan kenangan sebelumnya. Kurang istirahat akan menyebabkan dampak yang signifikan pada hippocampus, wilayah otak yang terlibat dalam pembuatan dan penguatan memori. Karena itu, tidur bisa membantu kita untuk menggabungkan informasi yang baru didapatkan untuk kemudian digunakan kembali nantinya.
Sejumlah peneliti di Universitas California, Barkeley, yang dimotori Dr. Matthew Walker pernah mengungkapkan bahwa tidur sebelum belajar akan membantu mempersiapkan otak seseorang untuk pembentukan awal kenangan. Sementara tidur setelah belajar sangat penting untuk membantu menyimpan dan menggabungkan informasi baru ke dalam susunan otak. Hal ini secara tidak langsung berarti bahwa kemungkinan kita lupa akan lebih kecil.
Walker juga memperkirakan, jika seseorang tidak tidur, maka kemampuannya untuk mempelajari informasi baru bisa turun hingga 40 persen. Dan fakta itu kian didukung oleh sebuah penelitian yang pernah dilakukan lembaga riset di Australia. Dimana mereka yang menyoroti sebuah kontes bertajuk The Rocking Chair Marathon, yang berisi perjuangan seseorang yang tidak tidur selama 18 hari, 21 jam dan 40 menit, menemukan bahwa sang pemegang kontes telah mengalami gejala halusinasi, paranoid, pandangan mengabur, kemampuan bicara melantur, ingatan memudar, dan kemampuan konsentrasi menghilang.
Tak ubahnya kita yang mengalami penurunan jam tidur, akibat begadang juga bisa mengakibatkan menurunnya kemampuan otak. Nah, pasti nggak mau dong? Kalau begitu upayakanlah untuk tidur antara 7-8 jam setiap harinya, agak kemampuan otak tetap prima.