Apa Itu KITHKIN CHARITY?

704
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail


Gegara belum bisa balik ke Sydney karena perbatasan yang masih tutup, gadis cantik ini justru mencetuskan sekaligus mewujudkan sebuah gagasan mulia. Apakah itu? 

Hi, Clarins, boleh perkenalkan diri dulu?
Aku, Clarins! Sekarang aku kuliah di University of Sydney majoring in Political Economy and International Business. Currently located in Bandung and suspending my studies due to the borders closure. Tapi, karena itu aku jadi punya kesempatan untuk mencari pengalaman kerja dan membangun organisasi bernama Kithkin Charity!

Sekarang, boleh ceritakan sedikit tentang KithKin Charity?
Kithkin Charity dimulai dari Natal 2020 sebagai personal charity project kecil-kecilan. Aku baru mulai libur kuliah dan berpikir, ‘Natal kali ini mau jualan puding marie, ah, buat charity’. Dan, mulailah jualan. Ternyata, hanya dari jualan puding aja terkumpul lumayan banyak (hampir 8 juta), dan 100% keuntungan itu aku pakai buat beli perlengkapan medis (APD, masker, sanitizer, dll.) untuk puskesmas dan praktik dokter di pinggir Jakarta. Kami berhasil membantu kebutuhan di empat lokasi. Aku jadi berpikir, ‘Gila juga kalo hanya dari jualan puding aja bisa sebesar ini impact-nya. Bayangkan kalo dilakukan terus menerus oleh berbagai UMKM di Indonesia. Dari ide itu aku memulai Kithkin Charity, yang tiap bulan collab dengan berbagai UMKM lokal, yang memberikan sebagian profitnya ke berbagai charity.

Apa sih arti “KithKin”?
Kithkin itu aku ambil dari old-fashioned English term ‘Kith and Kin’. Artinya, family, close friends, relatives. Filosofi di baliknya itu bahwa charity harus dimaknai sebagai tindakan kasih terhadap sesama dan keluarga kita sendiri, bukan orang pinggiran atau orang beda kelas. Kalau mengasihi keluarga kita sendiri, mana ada, sih, harus menunggu sampai kaya raya dulu, atau menunggu sampai mereka kena bencana dulu. Pasti itu tindakan yang dilakukan rutin sehari-hari, dong. Jadi, Kithkin Charity melakukan charity tiap bulan bersama small businesses berlandaskan prinsip itu.

Apa yang mendorong kamu memulai charity community ini?
Awal banget, aku memulainya karena personal charity, dari hanya berjualan puding. Tapi, aku kagum sendiri sama tangan Tuhan yang bisa memakai kegiatan sederhana dan nggak ada apa-apanya ini sehingga punya impact besar bagi yang membutuhkan. Dokter-dokter puskesmas di charity project perdana itu benar-benar genuinely bersyukur, lho, atas bantuan sederhana seperti APD, masker, dll. Kami ngobrol-ngobrol juga bagaimana kesulitan mereka di puskesmas, harus cuci ulang APD, harus keluar uang pribadi untuk masker, dll. Bagi kita yang bisa dibilang ‘privileged’ mungkin apa artinya, sih, Rp8 juta? Tapi, bagi mereka, jumlah itu melegakan beban yang berat. Dari melihat mereka yang terberkati itulah aku terdorong untuk memulai charity community ini supaya lebih banyak tangan-tangan anak-anak muda yang menjadi saluran berkat bagi orang lain.

Sudah pernah bekerjasama dengan brand apa saja, nih?
Sekalian promote partner-partner kami tercinta, ya. @dearestpalate (puding bikinan aku), @pino.bakehouse (bakery di Bandung), @zephyrbyglenys (florist), @narabandung (restoran di Bandung), @letstakeanap_id (illustration artist), @somilabel (local fashion brand), @petitebakes.jkt (home baker kue kering), @piknikbakes (home baked desserts), @dangles.acc (homecrafted strap masks), @hello.evlogia (kafe di Jakarta), @bakedbyintrovert (artisan scones homebakers), dan sekarang kami lagi collab dengan @findingkubi to design and produce our own merch!

Lalu, sudah pernah support charity apa saja?
Boleh ceritakan sedikit tentang yang paling berkesan?

Januari: puskesmas
Febuari: homeless people
Maret: waste pickers
April & Mei: pendidikan anak-anakJuni & Agustus: mental health
September & Oktober: ibu hamil
November & Desember: makanan untuk orang miskin di kota

Jujur, aku nggak memilih mana yang paling berkesan. Semua komunitas yang kami bantu punya ceritanya masing-masing, termasuk problem dan isunya masing-masing that they are battling withAll of their stories hace a special place in my heart and prayers. Bingung juga kalau disuruh memilih.

Tapi, mungkin, waktu kami ke Rumah Ruth, waktu itu saudara-saudara sepupu aku juga ikut. Salah satu saudaraku itu seorang dokter dan dia bikin sesi edukasi kesehatan ibu hamil dan anak. Padahal, biasanya dia pemalu dan paling mentok melihat dia sharing ya sama kita-kita atau temennya aja! Tapi terharu juga melihat dia berani buat sharing dengan ibu-ibu di sana. Selain itu, berkesan karena kita sekeluarga jadi bisa kumpul seharian, dari belanja, mengemas, sampai acara penyaluran barang. Jadi, bagi aku, charity community ini bukan cuma jadi berkat buat yang menerimanya, tapi buat kami yang melayani.

Dari kebersamaan, pelajaran berharga yang diambil, sampai di jangka panjang, kami jadi makin terinspirasi dan membangun ikatan kuat dengan orang-orang baik. Kalau membiarkan otak bisnisku berbisik, katanya “Ini bisa lead to even more networks, projects, and collaborations.”

Apa rencana/mimpi besar KithKin ke depannya?
Mimpi besar Kithkin itu bisa jadi go-to community buat anak-anak muda, UMKM, dan membangun ikatan kuat dengan berbagai komunitas sosial lainnya. Melalui platform ini, kami ingin terus memproduksi konten edukatif yang mengangkat isu-isu sosial. Tujuannya untuk menginspirasi dan membangun budaya di antara kaum “privileged” untuk terus melihat keluar dari diri sendiri dan bubble-nya. Untuk melihat pelbagai kondisi di lingkungan sekitarnya. Tapi, tentunya mimpi besar ini pada akhirnya harus kembali ke mimpi awal yang terkecil, yaitu pertumbuhan rohani setiap member of community yang terlibat. Agar eksistensi kita menjadi berkat bagi orang lain, dan bagi dibangunnya kerajaan Tuhan yang mengasihi di Bumi. Oke, jadi mimpi besar Kithkin is to exalt LOVE as the most high, as well as the most ordinary virtue among people on Earth. Wow, ini baru terpikir, lho, kalimatnya pas jawab pertanyaan ini… 

Bagaimana perkembangan tim Kithkin? Siapa yang boleh bergabung?
Selama ini kami banyak yang DM untuk kerja sama atau untuk ikut volunteer. Dan, biasanya, kami cocok-cocokan aja via ngobrol informal. Kalau cocok, ya, kita jalani. Jadi, selama satu tahun ini, kami lebih reactive instead of proactive in building our committee team. Tapi, guys, kami lagi menyiapkan open recruitment, nih, buat tahun depan following our anniversary! Kami bakal buka berbagai posisi, dari media sosial manager sampai event volunteers. So, stay tuned and keep an eye on our Instagram page @Kithkincharity, atau linkedin dan facebook Kithkin Charity!

Apa tip untuk mereka yang mau berdonasi secara bertanggung jawab?
Selalu cek laporan pertanggungjawaban. And, tips dari aku, jujur pilih komunitas yang masih kecil dan personal. Karena, semakin besar komunitas, kadang, makin susah nge-track tanggung jawabnya. Walaupun ada pros and cons-nya of course, lebih besar komunitasnya lebih besar jangkauannya. Tapi, charity itu nggak dinilai dari skala kok. [IM]

Previous articlePesan Dari Menteri Multikulturalisme NSW
Next articleWarga Australia Gemari Wagyu Beef Rendang dan Jajanan Pasar Khas Indonesia