Rare Disease: Broken-Heart Syndrome

1049
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

“Jadi selama ini kamu anggep aku apa!? Segampang ini ya mutus-in aku?”
“Ga gampang sama sekali! Aku udah sakit hati berbulan-bulan, tapi selalu bertahan karena aku cinta kamu”
“Kalau gitu, kenapa sekarang pergi?”
“Karena sekarang hati aku udah terlalu hancur buat terus mencintai”

Eaaa…Memang, sih, Februari itu bulan kasih sayang, tapi tidak bisa dihindarkan kalau banyak juga yang sakit hati di bulan ini. Hayo, lho siapa yang baca artikel ini sambil nangis dengan hati yang patah? Semoga enggak ada, ya.

Anyway, selain hari Valentine, di bulan Februari ini juga ada hari peringatan Rare Diseases, lho, di tanggal 28 Februari mendatang. Nah sehubung dua hari spesial ini, Indomedia mau berbagi fakta mengenai suatu penyakit unik yang disebut “The Broken-Heart Syndrome” dan bagaimana menghindarinya (yang pasti bukan berarti gak boleh putus pacar, lho, ya).

The Broken-Heart Syndrome atau disebut juga Takotsubo Cardiomyopathy atau juga dikenal sebagai stres cardiomyopathy, adalah keadaan di mana bilik kiri jantung kita membesar sementara, sehingga tidak dapat bekerja dengan baik. Kondisi ini mengakibatkan kerja jantung yang tidak optimal membuat darah yang dipompa tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Penyebab penyakit ini diduga adalah stres mental maupun fisik yang ekstrem dan terjadinya tiba-tiba.

Fakta #1: Penyakit ini sering dikira serangan jantung
Ketika menyerang, gejala penyakit ini adalah detak jantung tidak teratur, nyeri dada mendadak, sesak nafas, dan tekanan darah rendah. Karena kemiripan gejalanya, seringkali penyakit ini dikira serangan jantung. Bedanya tidak adanya penyumbatan dalam saluran darah.

Fakta #2: Penyakit ini dinamakan dari perangkap gurita
Penyakit ini pertama kali diidentifikasi di Jepang pada tahun 1990 dengan nama Takotsubo Cardiomyopathy. Nama “Takotsubo” adalah dari bahasa Jepang yang berarti perangkap gurita atau “fishing pot for trapping octopus,”. Mengapa dinamakan demikian? Alasannya sederhana: karena jantung yang terserang penyakit ini membengkak di bagian kirinya dan bentuknya jadi mirip dengan jebakan gurita “tako-tsubo” yang sering digunakan oleh nelayan di Jepang.

Fakta #3: Lebih dari 90% pasien ‘Broken-Heart Syndrome’ adalah wanita
Penyakit ini bisa dibilang cukup jarang dengan jumlah pasien 2.2% di Asia dan 3% di Amerika Serikat. Dari 1.2 juta orang yang mengalami gangguan aliran darah atau jantung, hanya 1%-nya terserang penyakit patah hati ini. Uniknya, hampir 90% kasus yang tercatat pengidapnya adalah wanita, dengan rentang usia 58-70. Mungkin sekali hal ini bersangkutan dengan tingkat stres wanita yang seringkali lebih tinggi dari pria.

Fakta #4: Penyakit ini ‘mudah’ disembuhkan
Meskipun dapat mematikan, bila tidak cepat ditangani, Broken-Heart Syndrome ini dapat disembuhkan dengan cukup mudah. “Mudah” karena tidak membutuhkan operasi maupun pembukaan saluran darah yang perlu dilakukan jika arteri seseorang tersumbat. Pengobatannya dapat dilakukan dengan obat untuk menurunkan tekanan darah dan anti-anxiety.

Fakta #5: Tidak bisa dicegah
Sampai saat ini memang belum ditemukan suatu cara yang pasti untuk mencegah Takotsubo Cardiomyopathy (seperti tak ada cara mencegah hilangnya orang yang kita cintai, eaaah…). Tidak ada obat atau vaksin atau diet tertentu yang menjamin kita tidak terkena penyakit ini. Yang disarankan para ahli hanyalah untuk belajar “stress management, problem solving, and relaxation techniques”. Nah, ketiga hal itu bukan hanya penting untuk mengurangi kemungkinan untuk terserang Takotsubo, tapi juga penting untuk mental well-being kita. In that spirit, Indomedia 101 melakukan beberapa aktivitas yang bisa dilakukan untuk menenangkan diri dan meningkatkan kesehatan mental kita. Cek videonya di IMTV, ya! [IM]

Previous articleMovie vs Reality: Forbidden Love
Next article#ATLgoesLocal: Kuliner Semarang