Potensi Produk Fesyen Indonesia Masuk Pasar Australia Sangat Besar

1293
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

Demikian kesimpulan utama dari acara Temu dan Sapa antara lima orang desainer Indonesia dengan kalangan media dan bisnis Australia, yang berlangsung di Aula KJRI Sydney tanggal 11 Mei 2017 lalu.

Kelima desainer tersebut adalah Bapak Ariy Arka, Bapak Dana Duryatna, Bapak Erdan Mardani, Bapak Komarudin Kudiya, dan Ibu Tuti Adib.

“Dalam dua hingga tiga tahun terakhir, tingkat kepercayaan konsumen dan tingkat gairah pasar fesyen Australia bertumbuh pesat. Dan hal ini menunjukkan potensi pasar fesyen di Australia yang besar bagi produk fesyen Indonesia”, demikian diungkapkan Glynis Traill-Nash, seorang pakar busana dan Fashion Editor The Australian, sebagai salah satu pembicara pada acara Temu dan Sapa.

Hal senada juga disampaikan oleh dua orang pembicara lainnya yang juga adalah pakar busana, yaitu Alison Veness-McGourty selaku Editor 10 Magazine, dan Justine Cudmore yang merupakan seorang pengacara mode. Alison dan Justine hadir mewakili Australian Fashion Chamber, suatu badan yang dipimpin oleh Menlu Julie Bishop untuk menangani promosi desainer fesyen Australia di luar negeri.

Selain menyampaikan mengenai peluang pasar fesyen, ketiga narasumber tersebut juga menggarisbawahi arti penting memahami karakteristik konsumen fesyen di Australia, termasuk pentingnya melakukan riset terhadap segmen pasar yang akan disasar.

Acara Temu dan Sapa ini adalah bagian dari rangkaian kegiatan Business Day tanggal 11 Mei 2017, yang dirancang khusus bagi para desainer Indonesia untuk mendapatkan informasi yang mendalam mengenai industri dan pasar fesyen Australia. Selain acara Temu dan Sapa, elemen kegiatan lainnya pada Business Day antara lain kunjungan ke sentra industi fesyen, maupun pertemuan dengan para pelaku bisnis dan lembaga-lembaga pemangku kepentingan di bidang fesyen. Dalam kegiatan Business Day ini, KJRI Sydney berkolaborasi dengan IIPC dan ITPC.

“Acara Temu dan Sapa ini kami rancang sebagai bagian dari keseluruhan rangkaian kegiatan IndonesiaBeautiful ke-2 tahun 2017, yang berlangsung hari ini, besok, dan lusa”, Konjen RI Sydney saat memulai sambutan.

​Konjen RI Sydney lebih lanjut menggarisbawahi arti penting IndonesiaBeautiful dalam konteks hubungan bilateral Indonesia dan Australia kepada para narasumber, para desainer Indonesia, perwakilan media dan bisnis.

“IndonesiaBeautiful, bagi kami, menyediakan peluang besar untuk memperkuat hubungan bilateral Indonesia dan Australia melalui jalinan hubungan dan kerja sama antara para desainer dan industri fesyen Indonesia dan Australia”, tegas Konjen RI.

Sementara itu, dalam diskusi antara para desainer dengan pembicara dan tanya jawab antara desainer dengan media yang dipandu oleh Joannes E. Tandjung, seorang diplomat Indonesia dan penulis blog JET’s Fashion Diplomacy, menekankan bahwa Batik Indonesia merupakan salah satu keunggulan industri mode Tanah Air. Keunggulan tersebut kiranya dapat disertai dengan inovasi karya para desainer yang dapat disesuaikan dengan selera konsumen asing, termasuk Australia.

​Di samping itu, ditekankan juga pentingnya penguasaan online retail dan pemilihan media sosial yang tepat untuk menembus daya beli calon konsumen dari berbagai usia, seperti Facebook untuk konsumen dewasa dan lansia serta Instagram untuk konsumen remaja.

Dibandingkan tahun sebelumnya, penyelenggaraan IndonesiaBeautiful tahun ini kegiatannya lebih padat, karena mencakup tiga komponen kegiatan. Komponen pertama adalah Business Day pada tanggal 11/5/2017. Komponen kedua adalah Fashion Show pada tanggal 12/5/17, yang akan dihadiri para pemangku kepentingan di bidang fesyen yang telah diundang. Sedangkan komponen ketiga adalah Indonesian Fashion Today tanggal 13 Mei 2017, yang akan dihadiri oleh seluruh komunitas Indonesia di NSW dan sekitarnya. (KJRI-Sydney/photo:Didee Kusnadi)

Previous articleRombongan Tim Piala Sudirman Indonesia Tiba di Brisbane
Next articleGleam Collective