Kebanyakan Makan Fast Food Bisa Turunkan Daya Ingat

1248
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

Siapa yang tidak suka dengan makanan cepat saji alias fast food? Makanan jenis ini biasanya kerap menjadi pilihan bagi mereka yang menginginkan segala sesuatu yang serba cepat, termasuk saat makan. Selain menghemat waktu, makanan cepat saji juga biasanya tak kalah dari segi rasa. Bukan cuma enak, adakalanya bahkan dinilai sangat nikmat. Tak heran, jika peminatnya pun sangat banyak. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa menyukainya.

Dengan alasan inilah, tak sedikit orang berlomba-lomba untuk membuka berbagai macam gerai fast food. Tak ubahnya nasi, fast food seperti telah menjadi makanan wajib sehari-hari. Pun, meski efek sampingnya terhadap kesehatan telah diketahui banyak orang. Ya, mengkonsumsi fast food terlalu sering bisa berdampak buruk bagi tubuh. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan Medical Daily, kandungan lemak dan gula dalam fast food ternyata cukup tinggi, hingga dapat mempengaruhi imun di dalam tubuh.

Anette Christ menjelaskan pola makan buruk memicu peningkatan jumlah sel imun di dalam darah. Selain itu, dikatakan pula bahwa pola makanan cepat saji membuat tubuh dengan mudah membentuk ‘benteng’ imun. Nah, jika sistem imun terstimulasi terlalu sering, bisa dibayangkan bagaimana dampaknya pada tubuh. Bukan cuma gangguan kesehatan, diabetes dan masalah jantung pun dalam antrian. Dan itu belum termasuk bahaya lainnya. Sebuah studi yang dipublikasikan di American Journal of Clinical Nutrition pada tahun 2011 menunjukkan, orang sehat yang mengkonsumsi makanan cepat saji juga bisa mengalami penurunan daya ingat. Ini lantaran kandungan nutrisi yang sedikit dapat menyebabkan reaksi kimia tertentu yang menyebabkan peradangan di daerah hippocampus otak, yang dikaitkan dengan penurunan memori.

Hal senada diungkapkan peneliti di Austalia. Dalam sebuah penelitian yang menjadikan tikus sebagai obyeknya, peneliti menemukan bahwa tikus yang diberi makanan dengan kadar lemak dan gula yang tinggi, kemampuan mengingatnya jadi tidak stabil. Tikus tersebut menunjukkan berkurangnya kemampuan untuk menyadari ketika sebuah objek dipindahkan ke lokasi baru. Berkurangnya kemampuan otak diakibatkan kandungan lemak jahat yang ada pada fast food yang dapat menggantikan peran lemak sehat.

 

Previous article7 Alasan yang Baik untuk Mendukung Penyelenggaraan “Minggu Pengujian HIV” di NSW
Next articleSaling Menghormati adalah Modal Dasar dalam Hubungan Indonesia-Vanuatu