Business Forum

1110
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

Pada kunjungannya kali ini Menteri Perdagangan Thomas Lembong melakukan dua kali acara business forum yang berlangsung di Shangri-la Hotel Sydney, Selasa (15/3) dan di Melbourne, Kamis (17/3). Acara business forum di Sydney diselenggarakan oleh ITPC Sydney bekerjasama dengan Atase Perdagangan Canberra dengan melibatkan AIBC sebagai wadah yang menjembatani pengusaha Australia dan Indonesia.

Pada kesempatan tersebut Dubes Indonesia untuk Canberra bapak Nadjib Riphat Kesoema menyampaikan opening remarks dan menyatakan bahwa hubungan Australia dan Indonesia saat ini sedang dalam kondisi yang sangat kondusif. Beliau meyakini bahwa perundingan yang akan dilaksanakan nanti akan berlangsung dengan baik dan akan membawa dampak yang baik juga bagi kedua negara.

Opening remarks juga disampaikan oleh presiden AIBC, Debnath Guharoy, yang menyambut baik akan diaktifkan kembali perundingan IA-CEPA tersebut. Ke depan AIBC berharap akan lebih banyak terbuka peluang yang akan terjadi antara Australia dan Indonesia.

Dalam presentasinya, Mendag juga menyampaikan bahwa kedua negara, Indonesia-Australia, sepakat menjadikan kerja sama IA-CEPA sebagai kegiatan yang menyenangkan (‘fun’). Kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan kedua negara diharapkan akan terus bergulir tanpa mengalami hambatan baik dari dalam maupun luar negeri. “Diharapkan ke depannya, kolaborasi kedua negara dapat menciptakan power house Asia,” ujar Mendag.

“Mengikuti perkembangan dan tren di abad ke-21, maka fokus IA-CEPA akan bergeser ke sektor jasa dan ekonomi digital. Untuk itu Indonesia membutuhkan banyak pekerja profesional di berbagai bidang,” jelas Mendag Tom.

Indonesia melirik sejumlah sektor yang bakal memberikan manfaat bagi Indonesia dan Australia. Salah satunya menambah lapangan kerja baru. Sektor jasa seperti perawat, juru masak, fashion and jewellery designers, menurut Tom, akan dapat memberikan symbolic benefit. “Indonesia akan menjalin kerja sama di bidang vocational training dan capacity building dengan Australia. Kesempatan magang di Australia juga akan makin terbuka,” lanjut Tom.

Pada bidang fashion, kedua negara sepakat untuk berkolaborasi dan saling bertukar desainer muda. Setiap perwakilan Indonesia di luar negeri nantinya diharapkan menyediakan fashion support. Australia bahkan menggunakan fashion diplomacy untuk mempromosikan industri fashion dalam negerinya.

Mendag Tom juga melihat sektor jasa pendidikan sebagai peluang investasi baru bagi Australia. Tingginya demand masyarakat Indonesia menempuh pendidikan di Australia, Mendag menawarkan Australia untuk melakukan joint venture di kawasan ekonomi khusus di Jawa Barat. Selain itu, juga diharapkan terbangun kerja sama di bidang infrastruktur, seperti pembangunan jalan tol.

Pada kesempatan ini, Mendag juga menargetkan Indonesia bisa masuk peringkat ke-40 dunia dalam kemudahan berbisnis (ease of doing busines). “Indonesia bertekad untuk masuk dalam peringkat 40 besar dunia dalam ease of doing business. Berbagai upaya sudah kita lakukan. Salah satunya reformasi ekonomi berupa deregulasi untuk menarik investor baik dari dalam maupun luar negeri,” tutur Mendag.

Di akhir acara, Kepala ITPC Sydney, Bpk Agung Haris Setiawan menyatakan bahwa IA-CEPA akan menjadi pintu masuk Indonesia ke pasar Australia secara lebih luas, tidak hanya pada sektor barang tetapi juga sektor jasa, antara lain jasa yang terkait pada digital ekonomi. ITPC Sydney bersama Atase Perdagangan Canberra akan selalu mendorong dan memfasilitasi produk dan jasa Indonesia agar dapat bersaing di Australia.

Previous articleKunjungan Kerja Menteri Perdagangan RI Thomas Trikasih Lembong
Next articleThe Heritage of Indonesia