Australia Indonesia Business Forum (AIBF) 2016

1929
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

“Pioneering creative, aware and knowledgeable young leaders for a sustainable future “

Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) Monash University kembali menggelar Australia Indonesia Business Forum (AIBF). Acara yang diselenggarakan pada tanggal 7 Mei 2016 lalu ini, menjadi wadah bagi para mahasiwa Indonesia untuk ikut berkontribusi membangun masa depan Indonesia dan memperkuat hubungan bilateral Australia dan Indonesia. Acara ini juga bertujuan untuk membekali para mahasiswa Indonesia di Melbourne untuk mengetahui lebih dalam tentang kondisi Indonesia saat ini dan keadaan yang mendesak untuk terwujudnya sustainable development di Indonesia.

Acara AIBF 2016 tahun ini dibuka oleh Bapak Bambang Brodjonegoro Menteri keuangan Indonesia. Beliau kemudian membahas, seberapa penting perlunya wirausaha di Indonesia untuk mendukung stabilitas ekonomi Indonesia sendiri. Lalu sesi opening remarks selanjutnya oleh Mr. Philip Dalidakis, Minister for Small Business, Innovation, and Trade, Victorian Government lalu Deputy State Director, DFAT, Mr. David Livingstone dan Professor Edward Buckingham mewakilkan Monash University dengan topik mengenai hubungan bilateral Australia dan Indonesia.

Selanjutnya acara AIBF 2016 dibagi menjadi 2 rangkaian acara yaitu Panel Discussion dan Networking Dinner. Panel discussion sendiri dibagi menjadi tiga sesi yang mengangkat tiga tema berbeda, yakni, “Economy and Political Trends”, “Social Entrepreneurship”, and “Motivation”.

Sesi pertama dibuka oleh Bapak Anton Gunawan beliau sebagai Chief Economist Bank Mandiri menjelaskan kondisi ekonomi dan peluang bagi para wirausaha untuk membangun ekonomi Indonesia yang lebih stabil. Dalam pembahasannya, beliau juga menjelaskan bahwa ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam perkembangan ekonomi Indonesia, yaitu pelemahan ekonomi yang disebabkan oleh penurunan produktifitas dan mengenai stabilitas keuangan Indonesia. Dilanjutkan dengan pembahasan mengenai ketentuan-ketentuan yang ada di Indonesia saat ini seperti fiscal policy dan monetary policy. Pembahasan tentang perkembanag ekonomi di Indonesia ini juga didukung dengan pandangan dari Ms. Helen Brown yang menjelaskan bahwa jumlah penduduk Indonesia yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu meningkat sebanyak 1 million. Hal ini ditekankan sehubungan dengan dibutuhkannya peran generasi muda Indonesia dalam membangun perkembangan berkelanjutan di Indonesia. Kemudian Ms. Helen Brown menjelasakan tentang GDP growth di Indonesia yang menurun 0.3% dari tahun sebelumnya,

aibf-slide

Selanjutnya, sesi kedua dari panel discussion yang mengangkat tema social entrepreneur dibuka oleh Ibu Tirka Widanty sebagai President of Yayasan Kul-Kul, Green School Bali. Beliau menjelaskan dan berbagi cara untuk membangun usaha berbasis “environmental friendly” . Contohnya sekolah ini menggunakan Bio-Bus dan para murid belajar untuk mengubah minyak untuk masak menjadi Bio-Fuel untuk bahan bakar bus sekolah mereka. Kemudian, sesi kedua dilanjutkan oleh Bapak Andre Louhanapessy, International Advisor, Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB), yang berbagi pengalaman dalam mengurangi masalah sosial di Indonesia melalui YCAB. YCAB mempunyai visi “to love and enable youth through hope and opportunity”. YCAB yang berawal dari sebuah non profit organization telah melewati 15 tahun untuk menjadi social entrpise Beliau bercerita mengenai perjalanannya dalam merintis YCAB untuk menjadi social entreprise beserta halangan-halangan yang dilalui. Misi utama yang ingin diraih oleh bapak Andre dan YCAB adalah agar warga Indonesia lebih peduli dan mau untuk membantu mengurangi masalah pendidikan di Indonesia sesi kedua ini bertujuan untuk membuka pandangan peserta bahwa menjadi social entrepreneur adalah hal yang sangat baik dan berdampak positif bagi diri sendiri dan juga sosial.

Sesi terakhir dari panel discussion ini bertujuan untuk menginspirasi pelajar Indonesia di Australia untuk menjadi leader dan juga pembisnis yang memperdulikan aspek lain selain profit. Dengan tema Motivation yang dibawakan oleh tiga pembicara muda, Sesi ini terbilang sangat menarik bagi para peserta. Sesi ini dibuka oleh Mr. Michael Rafferty yang merupakan manajer utama di Development Dimensions International (DDI) Victoria. Dalam presentasinya, beliau membahas bagaimana seorang pemimpin yang baik dapat membangun perkembangan berkelanjutan di suatu perusahaan. Selain itu, beliau juga menekankan seberapa pentingnya bagi generasi muda untuk memiliki jiwa dan nilai-nilai kepemimpinan yang merangkup cara berkomunikasi dan penyampaian aspirasi yang baik kepada orang lain, daripada hanya sekedar menjadi seorang pengusaha, hal ini dapat berdampak positif pada kesejahteraan penduduk Indonesia sendiri.

Selanjutnya, Bapak Hadi Ismanto yang merupakan direktur dan penerbit di Manual Jakarta. Dalam pembahasannya, beliau menceritakan pengalamannya dalam membangun Manual Jakarta pada usia yang relatif muda dan halangan-halangan yang beliau hadapi dalam pembangunannya. Beliau juga membahas mengenai tren social dan bisnis yang sedang berkembang khususnya di kalangan anak muda, yang dapat dijadikan inspirasi dan dasar pengetahuan bagi para mahasiswa Indonesia untuk memulai bisnis kelak setelah mereka kembali ke Indonesia. Selain itu, beliau juga berbagi cerita mengenai anak-anak muda Indonesia lulusan Australia yang sukses membangun bisnis di Indonesia, beserta dampak apa saja yang sudah dihasilkan di masyarakat Indonesia.

Pembahasan berikutnya yang tidak kalah menarik dibawakan oleh Alanda Kariza, seorang penulis muda berbakat yang juga merupakan direktur dari Sinergi Muda Indonesia. Sinergi Muda adalah sebuah organisasi sosial yang bertujuan untuk memperdayakan generasi muda Indonesia agar berani menghasilkan perubahan positif dan menyelesaikan isu-isu sosial di Indonesia. Beliau juga menekankan bahwa generasi muda Indonesia harus berani untuk mengutarakan aspirasi mereka guna mendatangkan perubahan positif di Indonesia. Dalam presentasinya, beliau juga membahas mengenai beberapa program yang sudah dilakukan beserta dampak positif pada masyarakat Indonesia.

aibf1

Sesi terakhir pada rangkaian acara AIBF 2016 adalah networking dinner. Sesi ini dihadiri oleh peserta dan para pembicara berserta Mr. Hong Lim MP, Parliament Secretary for Multicultural affairs Asia Engagement. Tujuan dari sesi ini, adalah agar para peserta mendapat kesempatan untuk berbincang lebih dekat dengan narasumber dan memperluas jaringan dengan para peserta lainnya.

Penulis: Astrid Andista

Previous articleMahasiswa Indonesia mendominasi upacara penghargaan UTS:INSEARCH di Sydney
Next articleNSW Night Masquerade Ball