Anak Kos dan Mi Instan = Bahaya?

924
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

Hidup nge-kos kerap dikaitkan dengan gaya hidup tak sehat. Hal itu tak lepas dari memanfaatkan waktu yang sedikit dan hidup hemat. Itu artinya, gaya hidup serba instan menjadi bagian yang tak terpisahkan.

Untuk mengisi perut, mi instan adalah makanan enak serba cepat dan sangat murah. Tak heran, mi instan menjadi sahabat terbaik anak kos.

Sayangnya, meski membeir rasa kenyang dalam tempo cepat dan harga yang ramah di dompet, sebagai makanan, mi instan tak masuk kategori makanan sehat, walaupun tidak bisa dibilang “tidak baik” untuk dikonsumsi.

Makanan yang diciptakan oleh Momofuku Ando di tahun 1958 ini cukup layak untuk dikonsumsi sesekali, karena

1. Tidak ada zat lilin dalam mie instan
Sempat beredar isu bahwa mie instan mengandung zat lilin karena tiap helai minya tidak saling lengket. Bukan lilin yang membuatnya tak lengket, tapi minyak. Dalam proses pembuatannya, mie instan telah melalui proses yang dinamakan deep frying, yang bertujuannya mengurangi kadar air dan membuat mie instan tetap awet.

2. Air rebusan mie instan ternyata bergizi
Banyak yang mengatakan bahwa mie instan harus direbus 2 kali supaya tidak mengandung zat kimia. Padahal, seperti diungkap Prof. Dr. F. G. Winarno, di dalam air rebusan pertama itulah justru terdapat kandungan zat besi, zinc, vitamin, dan betakaroten tinggi yang dibutuhkan oleh tubuh. Aha!

3. Kadar bahan pengawet terkontrol
Bukan pengawet kimia yang membuat mie instan tahan lama, melainkan sebuah metode khusus yang disebut “deep frying”. Proses ini dilakukan pada suhu yang tinggi, yaitu 140–160 derajat Celcius. Pada suhu ini, dapat dipastikan tidak ada mikroba yang dapat bertahan hidup karena kadar air pada mie telah turun hingga 3%. Nah, kalau tidak ada mikroba, wajar jika makanan tak cepat busuk.

4. Pakai pewarna, tapi bukan pewarna baju
Banyak yang parno dengan zat pewarna yang digunakan mi instan. Memang pakai, tapi bukan pewarna yang dipakai untuk mewarnai baju, melainkan pewarna khusus makanan, tepatnya Tatrazine (CH940). Pewarna ini dinyatakan aman untuk dikonsumsi oleh badan-badan kesehatan internasional. [IM]

Previous articlePentingnya Menyikat Gigi Sebelum Tidur
Next articleMerajut Hilangkan Depresi