Ada Apa Dengan AADC2?

1200
Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

Screening AADC2 Australian Tour berakhir sudah. Film yang seakan menjadi pelepas dahaga atas rasa penasaran para pecinta kisah asmara Cinta dan Rangga yang sudah terpendam terlalu lama.

14 tahun sudah, Indomedia akhirnya sempat berbincang dengan Rangga
(a.k.a Nicholas Saputra) dan Maura (a.k.a Titi Kamal) plus LINE Produser Mandy Marahimin saat penayangan AADC2 di Sydney.

IM: Mbak Mandy, bisa diceritakan kapan projek AADC2 itu mulai digarap? Dan bagaimana proses penggarapannya?

Mandy: Saya pertama kali dihubungi Mbak Mira itu bulan Februari 2015. Dulu sekali itu saya memang pernah kerja dengan Miles Films, tetapi saya sudah keluar dari situ sudah lama dan sudah bikin PH sendiri. Tetapi, kemudian di bulan Februari itu Mbak Mira menghubungi saya dan bertanya, “Mau gak terlibat lagi di AADC2?”. Karena memang AADC yang pertama itu memang film pertama saya. Jadi, tentunya saya bilang mau dong, “Iyaaaa….Mauuuu….”. Ketika dihubungi, waktu itu memang sudah ada sinopsis tetapi skenarionya belum maksimal (maksudnya kita masih belum boleh baca skenarionya…baru internalnya Mbak Mira aja yang boleh baca). Kita baru baca skrip itu baru sekitar bulan May-Juni. Bulan Juli kami sudah berangkat ke New York untuk hunting lokasi. Dan setelah bulan Juli itu, persiapan kita sangat padat. Sehingga bulan October kita sudah syuting.

IM: Apa yang menjadi ‘triger’ pertama kali untuk memastikan pembuatan AADC2?

Mandy: Kalo yang saya denger dari Mbak Mira …itu ketika Mbak Mira melihat iklan LINE (app) AADC.

Nicholas: Iya,…kita pernah ngumpul-ngumpul di tahun 2012, bulan Februari juga…waktu re-uni AADC ke-sepuluh tahun itu kita bikin screening AADC, mengundang semua pemain, tamu-tamu, teman-teman deket dan lain-lain untuk memutar film AADC pertama kembali. Jadi kita memutar filmnya di tempat yang sama waktu kita premier. Nah dari situ Mbak Mira bisa melihat, “Wah ini bisa menjadi menarik juga nih…”

Mandy: Iya, pada saat menonton kita merasa bahwa memang karakternya masih sangat relevan sampai sekarang ini. Masih enak dilihat gitu dan masih bisa kebayang perkembangan karakter mereka itu kemana.

IM: Karena tenggang masa yang sudah lama, bagaimana proses menghubungi semua aktor dan pemainnya kembali…

Mandy: Ohhh… para aktornya sudah dihubungi lebih dahulu waktu itu! Jadi, nanya langsung aja nih sama aktor-aktor nya…gimana…

Titi: Waktu syuting LINE (app) itu kan juga sempet reuni besar. Ngumpul berlima lagi, jadi sempet ngerasa…aduuhhh pengen yah kalo misalnya ada AADC2. Tadinya sih Mbak Mira masih ketawa-tawa tiap kali ditanyain soal ini. Jadi gak nyangka banget, akhirnya jadi juga. Begitu jadi rasanya seneeng banget gitu.

IM: Ohh…Jadi waktu dikonfirmasikan bakalan ada AADC2 udah gak kaget lagi dong?

Titi: Loh yah tetep kaget juga lah!

Nicholas: Iya, waktu reuni 2010 kita belum dikasih tahu apa-apa. Jadi kita juga gak tau bakalan ada AADC2. Kita mulai tahu rencana itu mungkin awal tahun 2015.

IM: Ok, terus gimana tuh…untuk Nicolas, apa ada persiapan khusus setelah mendengar rencana adanya AADC2? Apa langsung mikir dan inget-inget kembali karakternya? Apa ada persiapan fisik dan mental?

Nicholas: Yah itu pasti…itukan bagian dari proses persiapan setiap aktor.

IM: Bagaimana rasanya untuk memerankan kembali seorang karakter yang sudah sangat melekat di mata para fans. Apa ada rasa beban…dan berpikir “wahh…bisa gak yah”?

Nicholas: Yang pertama, karakter Rangga dan karakter Maura tidak pernah ada. Dalam arti …yah karakter ini cuma ada di film dan tidak ada di real life. Jadi sebenarnya, kita hanya tinggal “recall” kembali saja.

Titi: Iya, sama untuk karakter Maura. Dulu kan di film AADC pertama Maura masih dalam masa SMA. Sekarang di AADC2 masih Maura yang sama, cuma versi dewasanya dengan segala macam problematika yang dia sudah lewati.

IM: Kalau antara karakter pribadi Nicholas dengan Rangga, apakah ada kesamaan?

Nicholas: Saya tidak melihat ada relevansi untuk menjawab pertanyaan ini sih sebenarnya. Karena, pada saat akting kita gak mikirin gituan, jadi kalo ditanya jadi susah jawabnya. Kita bukan diposisi memilih-milih siapa saya…kita udah jadi satu gitu.

IM: Untuk Titi Kamal, gimana rasanya akting bersama suami dan anak?

Titi: Iya syuting bareng lengkap sama nanny juga. Rasanya sih seneng. Mereka yah menyambut dengan gembira. Ada keponakan ikut juga. Jadi seru sih. Pengalaman yang bakal jadi kenang-kenangan banget. Kenang-kenangan yang tidak terlupakan. Apalagi pas Juna dewasa nanti. Siapa tahu ada AADC3!

IM: Tapi ada rasa canggung atau malu pada saat harus berperan dan akting bersama?

Titi: Gak juga sih…cuma bengong doang (jawab Titi sambil tertawa).

IM: Kalo menurut Nicholas, kira-kira adakah perbedaan karakter yang paling menonjol antara Rangga di AADC1 dan Rangga di AADC2?

Nicholas: Yang paling membedakan yaitu, di AADC pertama – karakter Rangga yah sebagai seorang anak SMA dan bagaimana dia melihat dunia pada saat itu. Dan di AADC2, kita bisa melihat karakter Rangga yang lebih kompleks… mmm…bukan kompleks…tapi lebih elevated lah. Maksudnya, dengan pengalamannya selama 14 tahun dan tinggal di New York dan dengan segala macam problemanya tentu membentuk cara pandang Rangga yang berbeda dan berubah…jadi lebih dewasa lah.

IM: Setelah 14 tahun sudah berlalu, bagaimana proses untuk membangun chemistrynya kembali?

Titi: Waktu awal kita buat iklan Line (app) itu juga kita berpikir bakal canggung gak yah. Karena kadang kita ketemu tapi gak pernah ketemu lengkap. Pokoknya jarang banget bisa bareng-bareng lengkap dengan semua. Tetapi ternyata the chemistry is still there.

Mandy: Iya, jadi ketika kita mau bikin filmnya…waktu skrip nya jadi kita panggil semua pemain untuk reading sama-sama. Itu pertama kalinya mereka baca skripnya. Mereka belum pernah baca sebelumnya. Tetapi ketika mereka baca skripnya sama-sama untuk pertama kalinya kita semua merinding. Jadi chemistry mereka itu sedemikian kuatnya, walau mereka sudah terpisah dan udah jarang konek tetapi pas dikumpulin lagi dalam satu ruangan ternyata it’s still there! Mungkin, karena AADC merupakan film pertama bagi banyak pemain yang terlibat…jadi sungguh membekas.

IM: Apa perbedaan atau kesamaan antara AADC pertama dan AADC2?

Nicholas: Perbedaannya banyak dan kesamaannya pun juga banyak. Yang samanya yah…bunyinya sama, tujuannya sama dan chemistry-nya juga sama. Yang bedanya yah…lokasi beda dan lebih banyak di Jogja, dunianya juga berbeda, selain puisi kita juga ada appresiasi artistik, musik dan seni.

IM: Apakah bener lebih gampang syuting AADC2? Kan sudah mengalami syuting bareng di AADC pertama? Lagipula semua pemainnya pun sama, tema nya sama jadi kan otomatis lebih gampang…

Nicholas: Lebih gampang apanya nih?

IM: Yah…mungkin prosesnya misalnya…?

Nicholas: Yah…gak bisa dibilang gampang sih…

Titi: Iya, karena film AADC pertama sukses malah orang meragukan…wah…gimana nih AADC2.

IM: Jadi ada pressure dan beban dong?

Titi: Kita coba buang jauh-jauh sih beban itu…kita mau coba have fun aja lagi seperti dulu…supaya energi nya sama seperti AADC pertama.

Nicholas: Iya, jadi pressurenya kita salurkan ke hal yang positif. Ini berarti gak bisa main-main. Kita gak bisa nganggap AADC2 lebih gampang dari AADC pertama…everything we treated as if we are new in this business jadi gak ada tuh yang namanya kita bilang ohh yang ini lebih gampang. Gak ada tuh yang gampang.

IM: Jadi untuk mempelajari karakter masing-masing, ada yang muter balik film AADC pertama gak, berulang-ulang?

Nicholas: Saya muter sekali atau dua kali sih.

Mandy: Kita sempet buat screening khusus juga buat krew karena memang ada banyak juga pemain di AADC2 yang tidak terlibat di AADC pertama. Jadi, untuk memulai pekerjaan waktu itu – krew yang baru-baru kita kumpulin kemudian Mas Riri sebagai Sutradara menjelaskan perbedaan AADC pertama dan perkembangan apa yang akan dia buat di AADC2.

Titi: Tapi aku nonton dulu sih karena aku ingin mikirin dulu gimana untuk nge-build Maura yang dewasa.

Mandy: Iya mau komentar dan nambahin dikit tentang pressure. Pressure itukan memang ada di setiap film. Tetapi karena film ini sangat membekas bukan saja buat para pemain tetapi juga buat orang yang nonton, jadi film ini punya tempat yang special. Saya melihat semua orang yang terlibat memberikan lebih dari sekedarnya. Itu yang membuat suasananya jadi enak banget. Because we all love the film dan kita semua ingin film ini menjadi yang terbaik.

IM: Dan hasilnya sesuai ekspektasi tentunya…

Mandy: Iya, hasilnya sesuai ekspektasi!

IM: Kalo menurut mbak Mandy, kenapa film AADC ini bisa digemari segala umur dan lintas generasi?

Mandy: Film itu bagaimanapun juga merupakan sebuah team work dan never just one factor tetapi a series of other factors. Menurut saya dari awal, semua karakternya tuh sangat kuat. Karakter perempuannya dan laki-lakinya sangat kuat, dari AADC pertama dan AADC2. Mereka punya motivasi yang jelas dalam melakukan sesuatu. Kemudian, tulisan ceritanya juga sangat baik. Kita selalu dihandle baik dengan penulis-penulis kita. AADC2, Mbak Mira Lesmana ikut menulis langsung bersama Prima Rusdi. Jadi sangat terjaga mutunya. Kemudian, semua aktornya pas diperannya masing-masing. Chemistry diantara mereka bagus banget dan para krew juga mengerjakannya sepenuh hati.

IM: Dan sebagai Line producer, Mbak Mandy pernah gak kepikiran …untuk menggunakan konsep atau ramuan yang sama untuk membuat sesuatu mirip AADC yang bentuknya dari masa SMA lagi misalnya…

Mandy: Problemnya tuh ini bukan ramuan yang bisa dijadikan formula untuk bikin film karena ada banyak sekali X-factor yang lainnya.

Nicholas: Iya, ada sooo many X-factors,…X, Y, Z…banyak faktor lainnya.

Mandy: Makanya bikin film itu addictive karena kadang kita bikin satu film dan semua berjalan dengan lancar and everything happens the right way. Dan itu bukan sesuatu yang bisa direncanain gitu. Jadi kepingin lagi buat film untuk mengulang kesuksesan tetapi ini belum tentu bisa. Tapi tentunya kita pasti tetap berusaha terus untuk mencapai titik itu lagi.

IM: Ok, kalo begitu mungkin bakal ada AADC3?

Nicholas: Wahh…belum tahuuuu….

Titi: Iya, kita mau nikmati AADC2 ini dulu…

IM: Iya, tapi jangan bikin kita nunggu 14 tahun lagi yah?

Nicholas: Loh gak pa’pa…jadi lebih seruuu lagi…udah pada tua hahaha

IM: Kalo masing-masing sekarang, Titi dan Nicholas, aktifitasnya apa nih? Apa ada project baru yang lagi dikerjakan?

Nicholas: Ada dan udah mau keluar filmnya, tahun depan awal. Syutingnya sebelum AADC2.

Titi: Saya ada dua film yang akan keluar. Nanti September juga mau ada syuting film baru.

IM: Ok, terima kasih Mbak Mandy, Titi dan Nicholas buat waktunya.

interview-aadcIkuti full interviewnya di https://www.youtube.com/watch?v=cZ40Gvy5OeA

Previous articleNusantawa “JuruBicara” sukses!!
Next articleDibalik sosok Pandji Pragiwaksono…